Singaraja (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengingatkan bahwa bantuan langsung tunai atau BLT merupakan hak rakyat miskin yang tidak boleh ditahan-tahan penyalurannya."Itu tidak perlu diperdebatkan lagi. Presiden memberikan BLT bukan untuk nyogok rakyat msikin, tetapi membatu mengatasi kesulitan ekonomi menyusul kenaikan harga BBM," katanya di Pura Meduwe Karang, Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, wilayah utara Bali, Minggu.Menurut Menbudpar, dana BLT selain tidak perlu diperdebatkan, juga tidak selayaknya penyerahannya ditunda-tunda dengan berbagai alasan. "Kasihan hak rakyat miskin kok dipermainkan. Dikasih gratis, harus disalurkan ke rakyat miskin," ucapnya.Ia menyoroti sikap bupati dan pihak lain di Bali yang sempat menolak dan memperdebatkan dana BLT, bahkan ada yang mengusulkan untuk keperluan proyek padat karya dan lainnya. Di sela-sela pencanangan Gerakan Nasional Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona, diingatkan bahwa jika menemui kendala soal ketidakakuratan data penerima BLT, maka para kepala daerah yang seharusnya memperbaiki datanya. Pada acara yang juga dihadiri Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Firmansyah Rahim itu, disebutkan bahwa jika kepala daerah kekurangan dana BLT bisa mengajukan usulan ke pusat atau ditanggulangi dari APBD. Menbudpar mengibaratkan pembagian BLT itu dengan "ngayah" atau kerja bakti/mengabdi dalam tradisi masyarakat Bali, yang harus dilakukan secara ikhlas, tidak perlu ditunda-tunda pelaksanannya. Dengan dibagikannya BLT, diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan dan menunjang upaya menjaga keadaan yang kondusif, termasuk bagi kepariwisataan. Menbudpar memanfaatkan kesempatan itu untuk dialog dengan masyarakat, sekaligus menghadirkan pimpinan BRI dalam program pengembangan kredit bagi usaha kecil, termasuk dalam upaya menunjang kepariwisataan. Jero Wacik menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan enam bank, di antaranya BRI, BNI dan Bank Mandiri, untuk menyalurkan kredit hingga Rp5 juta atau Rp10 juta, guna membangkitkan sektor usaha kecil.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008