The New York Times melaporkan hal itu pada situs web-nya Sabtu malam yang dikutip AFP.
Di sisi lain, laporan itu juga melaporkan bahwa Bush mengizinkan suatu operasi baru yang bertujuan menyabot nuklir Iran.
Situs web tersebut mengutip seorang pejabat departemen luar negeri AS yang identitasnya tidak ditulis.
Menurut laporan tersebut, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert pada tahun lalu meminta bom-bom penghancur bunker kepada AS. Permintaan itu disertai permohonan izin untuk terbang di atas Irak guna menyerang kompleks utama pengayaan uranium di Natanz, Iran.
Namun, para pejabat AS dipimpin Menteri Pertahanan Robert Gates menyakinkan Bush bahwa setiap serangan langsung terhadap Iran hasilnya tidak akan efektif, malah pengamat internasional akan diusir dari Iran dan negara itu "akan semakin merahasiakan program nuklirnya."
Bush dan para pembantunya juga membicarakan kemungkinan serangan udara Israel itu akan memicu perang besar di Timur Tengah dan pasukan AS di Irak tidak bisa tidak pasti terlibat.
Menurut berita itu, Bush mengambil pilihan lain yaitu operasi rahasia yang lebih intensif terhadap Iran.
Operasi itu antara lain memperbaharui usaha AS menembus jaringan pemasok nuklir Iran di luar negeri, merusak sistem komputer dan listrik Iran serta jaringan lainnya yang penting bagi Iran, tulis The Times.
Operasi-operasi itu bertujuan memperlambat kemampuan Iran dalam membuat uranium setingkat senjata nuklir. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Apa yang boleh menggunakan nuklir, walaupun itu digunakan untuk senjata hanya kaum kafir (baca Israel, AS, Inggris) yang nyata-nyata punya senjata nuklir.
Hai Obama, saya kira luh karena dari golongan minoritas seperti minoritasnya kaum muslimin di AS anda akan berlaku adil.
Tapi memang pengharapan kaum muslim hanya kepada Allah semata.
Pengharapan pada makhluk memang sia-sia.