Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr HM Din Syamsuddin MA berpendapat bahwa Ahmadiyah bukan hanya soal teologis, karena itu keputusan pemerintah dalam soal Ahmadiyah dinilai cukup memadai. "Saya tidak membela Ahmadiyah, karena Muhammadiyah sendiri menilai Ahmadiyah itu kafir. Tapi, persoalan Ahmadiyah itu bukan hanya teologis," katanya, di hadapan 200-an pimpinan daerah Muhammadiyah se-Jatim di Surabaya, Minggu. Ketika membuka Musypimwil II dan meresmikan Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, ia mengemukakan Muhammadiyah sejak 1933 sudah menetapkan bahwa mereka yang menyatakan ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW adalah kafir. "Masalahnya, Ahmadiyah itu juga soal non-teologis, yakni politis, sosiologis, budaya, dan menyangkut eksistensi sebuah organisasi. Karena itu, Ahmadiyah juga perlu pendekatan non-teologis," katanya. Menurut dia, pendekatan non-teologis itu bukan kewenangan Muhammadiyah. "Itu domain negara, bukan rakyat, termasuk kekerasan yang dilakukan FPI. Yang jelas, Ahmadiyah dan FPI sama-sama merusak citra Islam," katanya menegaskan. Terkait pendekatan non-teologis terhadap Ahmadiyah atau FPI, ia menjelaskan Muhammadiyah hanya dapat "bermain" dengan melakukan gerakan dakwah Islamiyah. "Dakwah Islamiyah yang digerakkan Muhammadiyah adalah merangkul atau menyadarkan Ahmadiyah untuk kembali ke jalan yang benar, karena penganut Ahmadiyah mungkin saja tidak tahu," katanya menambahkan. Dalam peresmian itu, Din Syamsuddin menandatangani prasasti bersama Ketua PWM Jatim, Prof Dr Syafiq A Mughni MA. Gedung berlantai tiga itu menelan dana Rp2,6 miliar. (*)
Copyright © ANTARA 2008