Libreville, (ANTARA News) - Pemberontak Chad merebut sebuah kota dekat perbatasan Sudan. Sumber pemberontak maupun lembaga kemanusiaan menyebutkan bahwa kota Goz Beida, sekitar 75 Km dari perbatasan Sudan, telah jatuh ke tangan pemberontak. "Kami telah merebut Goz Beida...setelah 40 menit pertempuran. Tentara Chad yang selamat sudah melarikan diri," kata pemimpin pemberontak Abdelwahid Aboud Makaye melalui telefon. "Kami memiliki 500 truk bak terbuka dengan orang-orang bersenjatakan lengkap. Tujuan kami adalah merebut Ndjamena pada akhir pekan," katanya lalu menambahkan bahwa pemerintah telah menggunakan dua helikopter tempur "tapi kami telah menembak mereka (pesawat itu)". Satu sumber kemanusiaan dari kota itu, yang berbicara tanpa menyebut nama, menambahkan: "Pemberontak telah masuk di kota itu. Ada tembakan yang ditembakkan dan saya mendengar teriakan keriangan". Prancis, Sabtu, mengeluarkan peringatan terselubung kepada pemberontak lewat pernyataan bahwa "aksi bersenjata yang ditujukan pada Chad dan lembaganya hanya dapat dikutuk". "Kami minta pada semua pihak yang prihatin menemukan solusi politik," kata pernyataan kementerian luar negeri Prancis. Pemberontak di Chad mengatakan Jumat, mereka berperang untuk meratakan jalan mereka menuju ibukota, Ndjamena, dan mengancam akan menyerang pesawat Prancis yang menerbangkan misi mata-mata di atas mereka. Prancis, yang memiliki kehadiran militer di Chad sejak 1986, telah memasok sebagian besar tentara untuk misi penjaga perdamaian Uni Eropa EUFOR di bagian timur negara itu, di perbatasan dengan Sudan dan di wilayah Darfur yang dirusak-perang. Aliansi pemberontak di bagian timur Chad telah minta Prancis untuk menghentikan penerbangan misi intelijennya. Pernyataan itu dibacakan oleh Ali Gueddei, jurubicara aliansi kelompok pemberontak. "Kami telah membuat permintaan terakhir dan sungguh-sungguh pada Prancis agar negara itu dengan segera menghentikan pernyataan berperang terhadap pasukan bersenjata oposisi," kata Gueddei saat membacakan pernyataan yang dipersiapkan melalui telefon. Pemberontak menyerang Ndjamena Februari lalu dan mencapai istana presiden dalam upaya mengusir Presiden Idriss Deby Itno. Kudeta sama yang tak berhasil dilakukan pada 2006.Hubungan antara Chad dan Sudan telah buruk selama lebih dari lima tahun dengan kedua negara saling tuduh bahwa lawannya mendukung pemberontak. Hubungan diplomatik putus pertengahan Mei setelah serangan dekat ibukota Sudan Khartoum oleh kelompok pemberontak Darfur yaitu Gerakan Keadilan dan Persamaan. Pemerintah Ndjamena membantah terlibat.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008