Sri Mulyani dalam laman media sosial yang dipantau di Jakarta, Rabu, menceritakan dua pegawai itu adalah Benyamin Adi Ericson Billik (Erico) dan Hery Matatula (Hery) yang berani mengambil risiko dan memberanikan diri kembali ke kantor yang sedang terbakar ketika para perusuh masih berkeliaran.
"Saya atas nama Kementerian Keuangan dan Negara memberikan penghargaan tinggi dan menaruh rasa hormat kepada Erico dan Hery dan banyak jajaran Kemenkeu lain yang memiliki karakter dan sikap kecintaan luar biasa dalam memenuhi panggilan tugas dan tanggung jawab sebagai aparat sipil negara yang membuktikan kesetiaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan senjata dan amunisi tersebut berhasil diselamatkan setelah Erico dan Hery membobol lemari besi dibantu dua staf cleaning service yaitu Maxi Mandosir dan Yoseph Tuku Rantesalu serta dua petugas polisi dari Polsek setempat yaitu Iptu Joko Prayogo dan Bripka Eko Iswahyudi.
"Mereka inilah yang membuat kita optimis bahwa bangsa Indonesia selalu dapat mengatasi segala cobaan dan mampu berjuang menjaga persatuan kesatuan dan terus membangun menjadi bangsa dan negara yang besar, maju dan terus menjaga kedaulatan dan persatuan di atas kebhinekaan kita," ujarnya.
Ia menambahkan setiap waktu, setiap kejadian dan setiap situasi, Indonesia harus selalu mampu melahirkan pahlawan-pahlawan yang menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi semua untuk terus secara optimis maju dan bangkit kembali dari segala cobaan dan gangguan.
Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Jayapura menjadi salah satu kantor yang menjadi sasaran perusakan dan pembakaran sehingga seluruh 46 pegawai Bea Cukai harus menyelamatkan diri menumpang ke kapal yang sedang sandar.
Total kerusakan yang dialami mencakup dua mobil dinas terbakar, dua mobil dinas rusak, satu motor dinas rusak serta 16 motor milik pribadi staf, komputer, ijazah dan uang tabungan staf yang tersimpan di kantor ikut terbakar.
Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani bersama jajaran pejabat eselon I Kementerian Keuangan ikut melihat kondisi Jayapura serta bertemu dan melihat kondisi jajaran pegawai Kementerian Keuangan pasca kerusuhan.
Dalam kunjungan yang berlangsung pada Rabu (10/9) Sri Mulyani mendengar laporan seluruh kepala kantor wilayah vertikal mengenai kejadian kerusuhan dan bagaimana upaya penyelamatan staf dan keluarga serta perkantoran.
"Saya mendengar cerita Maria dan Irma dari Kantor Pelayanan Pajak yang sejak kecil bersama keluarganya tinggal di Papua dan telah menjadi bagian dari masyarakat Papua. Mereka mendadak melihat jalinan sosial yang selama ini berjalan baik dan harmonis, secara beringas terkoyak oleh kerusuhan," katanya.
Melalui cerita tersebut, Sri Mulyani mengingatkan bahwa rasa persaudaraan persatuan Indonesia antar sesama rakyat, warga dan bangsa Indonesia sangat bisa dirusak oleh sentimen perbedaan suku, etnis, ras dan agama dan oleh nafsu kekuasaan.
"Kejadian kerusuhan di Papua memberikan pelajaran sangat berharga bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia adalah aset yang luar bisa berharga yang menjadi tanggung jawab kita semua untuk ikut menjaga, memelihara dan membelanya. Kita semua dari semua generasi wajib ikut serta terus membangun dan memperkuat Persatuan dan kesatuan Indonesia," ujarnya.
Ia menegaskan gedung kantor maupun harta benda dapat terbangun kembali, namun rasa persaudaraan dan persatuan antar sesama warga, rasa saling peduli dan saling percaya serta menghormati antar sesama rakyat Indonesia yang majemuk akan sangat sulit dibangun kembali apabila telah koyak dan rusak.
"Mari kita jaga bersama persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Mari kita lawan mereka yang ingin merusak kerukunan dan persaudaraan Indonesia kita. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Menkeu minta pejabat baru bersinergi hadapi tantangan global
Baca juga: Sri Mulyani: Pemerintah waspada resesi negara lain, khawatir dampaknya
Pewarta: Satyagraha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019