Luwuk, Sulteng, (ANTARA News) - Kawasan bisnis "Bumi Mutiara" di kota Luwuk hari Sabtu terendam banjir hingga setinggi 40 centimeter, menyusul hujan lebat yang mengguyur ibukota Kabupaten Banggai di bagian timur Provinsi Sulawesi Tengah itu selama lebih delapan jam. Para pelaku bisnis setempat terlihat sibuk mengamankan barang-barang mereka di tempat ketinggian, karena air yang meluap dari parit-parit yang buntu sudah masuk ke dalam bangunan tempat berusaha. Pasar Sentral yang berada di kawasan bisnis ini misalnya, air disertai lumpur mengalir deras dan masuk ke dalam toko dan los, sehingga memaksa para pedagang yang umumnya berjualan tekstil, produk tekstil, barang elektronika, serta jasa rumah makan, dan salon kecantikan mengemasi barang-barangnya dan mengevakuasi ke tempat-tempat ketinggian. Selain terendam air disertai lumpur, hujan lebat yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari itu juga membawa aneka sampah dari sejumlah pemukiman penduduk di bagian atas kota dan menyebar di semua ruang pusat bisnis tersebut. Buyung, seorang pedagang pakaian jadi setempat, mengatakan Pasar Sentral Luwuk sudah tidak aman bagi pelaku bisnis, sebab seringkali menjadi langganan banjir bila turun hujan lebat. "Posisi ketinggian lokasi ini sudah rendah dibanding badan jalan, sehingga makin membuat kompleks pasar menjadi tempat buangan air dari sejumlah saluran drainase bila turun hujan lebat," katanya. Akibat banjir ini, aktivitas jual-beli di kawasan bisnis yang menampung lebih 100 pedagang dan pengusaha tersebut lumpuh sepanjang siang hari. Banjir juga mengakibatkan kawasan pemukiman penduduk di Jln Ahmad Yani, Jln S. Parman, Jln Sugiono, Jln Katamso, Jln Piere Tendean, dan Jln MT Haryono, dipenuhi dengan sampah berbagai jenis disertai lumpur yang hanyut terbawa arus air, sehingga menebarkan bau busuk serta mengganggu kelancaran arus lalu-lintas. "Pokoknya, kota Luwuk yang baru saja menerima penghargaan Adipura untuk keempat kalinya itu saat ini terkesan jorok," kata Imam, warga Kelurahan Baru menambahkan. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008