Batam (ANTARA) - Panitia Pelaksana Ibadah Haji berharap pemerintah menetapkan jamaah dengan status berisiko tinggi (risti) harus didampingi keluarga saat menunaikan ibadah di Tanah Suci.
"Sebagai masukan, kami berharap jamaah risti didampingi keluarga ketika pemberangkatan," kata Ketua Kloter 25 BTH Debarkasi Haji Antara Jambi, Zainal Arifin, Rabu.
Jamaah risti membutuhkan pelayanan dan perlakuan khusus agar bisa lancar menjalankan ibadahnya.
Baca juga: 5 haji Debarkasi Batam dirawat di RS Arab Saudi
Dan apabila jamaah risti tidak ada pendamping, petugas harus memberikan layanan lebih kepadanya, sehingga pelayanan kepada jamaah lain menjadi berkurang.
Sebanyak 448 orang jamaah haji kloter 25 BTH Debarkasi Haji Antara Jambi tiba di Batam pada Selasa malam, dan melanjutkan perjalanan ke Jambi, hingga Rabu.
Zainal Arifin mengatakan ketika tiba di Batam, kondisi jamaah relatif sehat, meski hampir semuanya menderita batuk.
"Kami berharap, semoga jamaah kita mendapat haji mabrur dan melestarikan haji mabrur," kata dia.
Pembimbing ibadah haji Kloter 25, Darmawi Daud mengatakan seluruh jamaah dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik.
Tim Kesehatan Haji Indonesia Kloter 25, Dhitya Ilma mengatakan seluruh jamaah tiba di Batam dalam kondisi stabil dan baik.
Dalam kesempatan itu, ia menyarankan, agar pembinaan jamaah kloter dengan TKHI dapat dilakukan lebih dini, agar petugas medis dapat mempersiapkan layanan yang harus diberikan kepada setiap jamaah dengan kebutuhan tertentu.
"Kami harap pembagian kloter dilakukan sedini mungkin sehingga kami petugas TKHI bisa membangun ikatan dengan jamaah, untuk mengetahui faktor risiko dan pemetaan sedini mungkin," kata dia.
Baca juga: Debarkasi Batam telah pulangkan 9.367 jamaah haji
Baca juga: PPIH: 38 haji Debakarsi Batam meninggal
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019