"Pembangunan infrastruktur gedung RS Jantung sudah dimulai maka pemerintah daerah selanjutnya berpikir sarana pendukung berupa alat kesehatan untuk mengoptimalkan pelayanan," kata Gubernur Sultra Ali Mazi di Kendari, Rabu.
Salah satu negara Eropa yang diincar membangun kemitraan adalah Jerman yang memiliki industri peralatan kesehatan moderen.
Baca juga: Menkes minta dukungan untuk capai kemandirian alat kesehatan
"Gedung RS Jantung yang diperkirakan membutuhkan investasi ratusan miliar rupiah tidak akan memberikan pelayanan optimal tanpa dukungan peralatan kesehatan yang baik," kata Ali Mazi.
Oleh karena itu, Pemprov Sultra menjajaki kerjasama pengadaan alat kesehatan, khususnya penanganan pasien jantung di sejumlah negara, antara lain, Jerman dan China.
Baca juga: Pemerintah targetkan seluruh fasilitas kesehatan bebas merkuri 2020
Gubernur Sultra menanggapi dingin adanya pendapat sejumlah kalangan bahwa pembangunan rumah sakit jantung sebagai pemborosan keuangan daerah.
"Wajar kalau hari ini ada yang berpendapat bahwa pembangunan rumah sakit jantung pemborosan karena keterbatasan pemahaman tentang asas manfaat rumah sakit tersebut," katanya.
Baca juga: Menperin dorong industri kaca farmasi tambah kapasitas
Menurut dia rumah sakit jantung bukan hanya konvensional untuk penanganan warga Sultra yang mengalami gangguan jantung tetapi ditargetkan sebagai rujukan internasional.
"Visi berpikir ke depan bahwa membangun rumah sakit jantung sebagai investasi. Artinya kalau gedung rumah sakit standar dunia kemudian didukung perlatasan moderen serta sumber daya para dokter yang hebat maka meyakinkan sebagai pusat rujukan internasional," kata Ali Mazi.
Pewarta: Sarjono
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019