Jammu (ANTARA News) - Gerilyawan separatis membunuh empat prajurit India, termasuk dua perwira senior, dan supir mereka dalam serangan di Kashmir India, Jumat, kata seorang pejabat militer. "Mereka sedang pulang ke markas mereka ketika kendaraan mereka diserang oleh militan," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu kepada Reuters. "Mereka semua tewas di lokasi kejadian setelah militan melepaskan tembakan gencar dan membabi-buta," katanya. Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka yang tewas itu terdiri dari seorang letnan kolonel, seorang mayor, dua prajurit dan seorang supir, katanya. Seorang jurubicara angkatan darat mengatakan, serangan itu terjadi di lokasi sekitar 200 kilometer sebelah timurlaut Jammu, ibukota musim dingin Negara Bagian Jammu dan Kashmir. Kashmir terpecah antara India dan Pakistan tak lama setelah kemerdekaan dari Inggris dan diklaim sepenuhnya oleh kedua pihak. Kashmir India dilanda kekerasan luas sejak pemberontakan anti-India meletus pada 1989, yang menewaskan puluhan ribu orang. Kekerasan yang melibatkan pasukan India dan kelompok separatis menurun sejak India dan Pakistan memulai proses perdamaian pada 2004. Namun, korban jiwa terus berjatuhan dalam tembak-menembak setiap hari dan serangan bom yang terjadi sesekali. Sebelumnya Jumat, orang-orang yang diduga militan melemparkan sebuah granat di dekat sebuah pasar yang ramai di kota Baramulla sebelah utara Srinagar, ibukota musim panas negara bagian tersebut. Sedikitnya 12 orang cedera dalam serangan itu, kata polisi, yang menambahkan bahwa granat itu ditujukan pada sebuah patroli militer. Kashmir merupakan satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang sebagian besar rakyatnya memeluk agama Hindu. Pejuang separatis menghendaki kemerdekaan Kashmir dari India atau penyatuannya dengan Pakistan yang berpenduduk muslim. India menuduh Pakistan membantu dan melatih kelompok separatis Kashmir. Islamabad membantah tuduhan itu namun mengakui mereka memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008