Serang (ANTARA News) - Letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda terus menurun sebanyak 11 Kali, dan sehari sebelumnya mencapai 33 kali yang dirasakan getarannya hingga ke pesisir Pantai Anyer. "Sepanjang Jumat bunyi dentuman Anak Gunung Krakatau terdengar di pesisir pantai Anyer sebanyak 11 kali," kata petugas Pos Pemantauan, Dani, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Jumat malam. Ia mengatakan, meskipun terjadi penurunan bunyi dentuman namun letusan dan kegempaan Anak Krakatau hingga kini masih berlanjut. Akan tetapi, letusan dan kegempaan masih fluktuatif dengan interval kemunculan antara tiga sampai 20 menit. "Sehari frekuensi letusan dan kegempaan berbeda juga tidak normal. Kalau sebulan lalu kegempaan mencapai 1.000 kali per hari,"katanya. Menurut dia,sejauh ini status Anak Krakatau masih siaga atau level III dan belum dicabut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung. Oleh karena itu,para nelayan dan wisatawan untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau karena berbahaya terkena semburan material berupa kerikil dan bebatuan masih kerap terjadi. Saat ini,ujar dia, semburan material vulkanik itu bisa membahayakan keselamatan manusia. Selain itu, nelayan maupun pengunjung jangan masuk radius dua kilometer dari kawah gunung api itu karena akan terkena kerikil dan bebatuan panas. Bahkan,Kamis (12/6) terjadi bunyi dentuman keras sebanyak 33 kali hingga dirasakan getaran selama lima menit di pesisir pantai. Data di Pos Pemantauan Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Jumat pukul 00.00 sampai 18.00 WIB, petugas mencatat kegempaan 245 kali, yakni vulkanik Dalam sebanyak 46 kali, vulkanik Dangkal 62 kali, letusan 48 kali, tremor 15 kali dan hembusan 74 kali. "Hari ini letusan dan kegempaan Gunung Anak Krakatau menurun dibandingkan Kamis(12/6) mencapai 356 kali," ujar Dani. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008