Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Australia meluncurkan Program Kerjasama Pembangunan ASEAN-Australia tahap II (AADCP-II) untuk mendorong peningkatan kerjasama dalam penyatuan ekonomi. "Australia bertekad mendukung upaya ASEAN menciptakan masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015 dan penyatuan ekonomi adalah langkah penting untuk proses itu," kata Perdana Menteri Australia Kevin Rudd saat meluncurkan program itu di Sekertariat ASEAN, Jakarta, Jumat. Berdasarkan atas program itu, Australia akan menyediakan dana 57 juta dolar Australia untuk ASEAN selama tujuh tahun untuk mendorong penyatuan ekonomi di kawasan tersebut. "Australia berada dalam kedudukan unik untuk memberikan dukungan. Kami memiliki hubungan pertemanan terlama dengan ASEAN, sejak 1970-an, dan kami merupakan mitra pertama, yang bekerja bersama Sekertariat ASEAN untuk menerapkan program jenis ini," kata Rudd, yang hari itu mengenakan jas hitam dengan dasi biru muda bergaris-garis putih. Menurut Rudd, program baru itu menggarisbawahi tekad Australia untuk bekerjasama dengan ASEAN. Di bawah payung AADCP-II, Australia akan menyediakan nasehat kebijakan tingkat tinggi, penelitian dan dukungan untuk membantu ASEAN menyerasikan standar, penghapusan tarif dan mengurangi hambatan bukan tarif di bidang perdagangan. Rudd adalah kepala negara mitra ASEAN, yang pertama kali berkunjung ke kantor Sekertariat ASEAN di Jakarta. "Sekertariat ASEAN merasa terhormat dengan kunjungan itu dan menyambut bantuan dari Australia untuk mendorong penyatuan ekonomi ASEAN," kata Sekertaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan saat mendampingi Rudd. Menurut dia, bantuan Australia itu akan menjadi katalis bagi upaya ASEAN untuk mewujudkan cita-citanya, mencapai pasar tunggal ASEAN. "Pendekatan inovatif Australia untuk bekerjasama dengan sistem Sekertariat ASEAN membuat ASEAN dan Sekertariat ASEAN --yang merupakan kunci dari kerjasama itu-- memperlancar usahanya membantu ASEAN menyalurkan bantuan itu kepada bidang paling membutuhkan, salah satunya mempersempit kesenjangan penyatuan, terutama di bidang pembebasan perdagangan dan sarana serta mempersempit kesenjangan pembangunan," katanya. AADCP II akan ditujukan untuk 12 sektor prioritas, yang merupakan 50 persen perdagangan ASEAN dalam jasa dan barang, termasuk pariwisata, tekstil dan perikanan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008