Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kulon Progo Niken Probo Laras di Kulon Progo, Rabu, mengatakan pihaknya dalam menyambut wisatawan mancanegara ke desa wisata dilakukan dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusianya seperti mengikuti pelatihan bahasa asing dan peningkatan kualitas produk lokal.
"Dispar memberikan pelatihan bahasa asing yang diikuti perwakilan desa wisata. Pelatihan ini masih dasar, tapi diharapkan mampu membekali mereka dalam melayani wisatawan mancanegera," kata Niken.
Selain itu, Dispar juga melakukan pendampingan terhadap peningkatan produk wisata, paket wisata yang ditawarkan, hingga perbaikan fasilitas di desa wisata. Dispar mulai melakukan standarisasi toilet atau kamar mandi.
"Kami mulai berbenah, khususnya fasilitas kamar mandi. Ini kunci utama keberhasilan pelayanan dan pengelolaan desa wisata dalam melayani wisawatan mancanegera," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Kulon Progo Sari Wulandari mengatakan saat ini ada tren, objek wisata di kawasan pegunungan Bukit Menoreh menjadi tujuan wisatawan mancanegara.
"Wisatawan mancanagera itu suka sesuatu yang menantang seperti di objek-objek wisata di wilayah utara, beda dengan objek wisata yang di selatan karena bersifat umum atau mass tourism," kata Sari.
Menurut dia, wisatawan menyukai objek wisata yang bersifat wisata minat khusus (special interest tourism) dengan kegiatan tourist attraction (daya tarik wisata) dan lokal genius. Di wilayah utara sedikitnya, ada 15 objek wisata yang berkembang, mulai Sungai Mudal, Gua Kiskendo, Suroloyo hingga Kebuh Teh Nglinggo dan Tritis.
"Beberapa waktu lalu, Bule Mengajar mengajak banyak wisatawan mancanegara melakukan aktivitas memetik kelapa hingga menjadi santan, memetik daun teh hingga menjadi teh siap sedu. Itu salah satu yang diminati wisatawan mancanegara," katanya.
Untuk menunjang kunjungan wisatawan mancanegara, lanjut Sari, sejak 2017, Dispar mulai membangun toilet duduk di objek-objek wisata, seperti di kawasan objek wisata Nglinggo.
"Wisatawan mancanegara merupakan aset kita, tentu kita akan memenuhi kebutuhan mereka, salah satunya membuat toilet berstandar internasional. Ciri-cirinya, yakni toilet duduk, bersih, wangi. Beberapa toilet di objek wisata sudah memenuhi standar internasional. Yang lama-lama masih jongkok," katanya.
Baca juga: Dispar Kulon Progo bina 11 desa wisata
Baca juga: Desa Wisata Banjaroya gelar festival kuliner
Pewarta: Sutarmi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019