Jakarta (ANTARA News) - Sekertaris Jenderal ASEAN --Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara-- Surin Pitsuwan mengatakan bahwa ASEAN tidak hanya membuka Myanmar bagi ASEAN, namun juga pada dunia. Hal itu dikemukakan Surin di Sekertariat ASEAN, Jakarta, Jumat saat ditanya mengenai proses di Myanmar pasca-bencana badai Nargis pada awal Mei 2008. "Dalam masalah Myanmar, ASEAN datang ke Myanmar tidak hanya sebagai kesatuan, tapi sekaligus sebagai pemimpin. Ini langkah maju," katanya. Menurut Surin, pada saat ini, sekitar 300 pakar dari 10 negara ASEAN berada di Myanmar untuk melakukan penelitian akibat dari badai Nargis dan mempelajari keadaan tanggap darurat. Terkait proses pemulihan dan pembangunan kembali di Myanmar, Surin mengatakan bahwa penanganannya akan tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan di Aceh pasca-tsunami. "Saya kira akan berlangsung lebih kurang tiga tahun," katanya. Sementara itu, Myanmar mengatakan telah mengeluarkan lebih dari 900 visa untuk warga asing setelah badai Nargis setelah sebelumnya sempat memutuskan menutup diri dan menuai kecaman antarbangsa. "Pemerintah telah memberikan visa kepada anggota kelompok bantuan untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan guna memungkinkan ahli antarbangsa menaksir kerusakan," kata suratkabar "The Light of Myanmar" sebagaimana dikutip oleh Reuters. Suratkabar itu mengatakan 911 warga asing telah beri visa sejak topan melanda Myanmar, 456 untuk staf Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pekerja bantuan asing, 357 kepada warga negara Asia Tenggara dan 96 kepada peserta pertemuan donor pada 25 Mei. Dalam minggu-minggu gawat setelah topan melanda negara itu pada 2-3 Mei, penguasa menghentikan pemberian visa kepada pekerja bantuan asing, yang memicu kemarahan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan pertolongan. Badan dunia tersebut sejak itu mengatakan stafnya memperoleh visa, tapi dalam laporan pekan ini memperingatkan beberapa kelompok bantuan mandiri masih mengalami masalah, dengan sejumlah visa ditangguhkan tiga minggu. Pekerja bantuan mengeluh bahwa visa hanya dikeluarkan untuk kunjungan singkat ke negara itu, sementara untuk mendapat izin ke delta bencana tersebut masih tetap merupakan perjuangan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008