"Jujur saja, itu bukan keputusan yang mudah pada awalnya. Saya tidak tahu, saya benar-benar tidak tahu. Tapi kemudian, ada sesuatu yang menarik saya ke sana," kata Phoenix dilansir Variety, Rabu.
"Semuanya berkembang saat kami bekerja sama. Itu menjadi sesuatu yang lebih besar dari perkiraan saya. Ini menjadi salah satu pengalaman terbesar dalam karir saya," lanjutnya.
Baca juga: Joaquin Phoenix tak akan jadi Joker di film "The Batman"
Interpretasi Phoenix tentang Joker datang ketika Warner Bros (WB) sedang mencoba mengubah DC Universe, mengikuti hasil yang mengecewakan dari "Justice League" 2017 dengan Batman dan Superman.
Sementara, Todd Phillips mengatakan bahwa dia melempar "Joker" ke eksekutif WB sebagai cerita asal-usul, mirip dengan film tahun 1970-an dan 80-an yang tumbuh dengan berat seperti "Raging Bull" dan "Network."
"Apa yang hebat tentang Joker adalah dia narator yang tidak bisa diandalkan dan dia tidak punya cerita asal. Kami memiliki kebebasan. Kami memilih dari beberapa komik. Itu benar-benar membebaskan," ujar Phillip.
Baca juga: Sutradara "Joker" raih penghargaan tertinggi di Venice Film Festival
Phillips mengaku sudah terpikir Phoenix ketika menulis naskah, tetapi butuh beberapa waktu untuk meyakinkan aktor tersebut.
"Saya selalu mengatakan dia tidak pernah benar-benar masuk ke film. Dia baru saja muncul untuk pakaian yang pas," ujar Phillips.
Tidak seperti film-film komik lainnya, Warner Bros memasarkan dan memposisikan "Joker" sebagai drama dewasa dan penantang penghargaan serius.
Baca juga: Sutradara mulai pertimbangkan sekuel "Joker"
Film itu ditayangkan perdana dalam Festival Film Venice pada 31 Agustus, dan memicu desas-desus bahwa Phoenix dapat dinominasikan untuk aktor terbaik Oscar.
Sebelumnya, Heath Ledger, yang memainkan Joker dalam "The Dark Knight," memenangkan aktor pendukung terbaik Academy Award anumerta pada 2009.
Baca juga: "The Joker" dapat rating tinggi meski belum dirilis di bioskop
Penerjemah: Maria Cicilia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019