Yogyakarta (ANTARA News) - Jumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional (UN) 2008 meningkat dibanding tahun sebelumnya.
"Meningkatnya jumlah siswa SMA, MA, dan SMK yang tidak lulus UN itu di antaranya disebabkan bertambahnya jumlah mata pelajaran yang diujikan serta sistem pengawasan ujian yang lebih ketat dan melibatkan Tim Pemantau Independen (TPI)," kata Kepala Dinas Pendidikan DIY Prof Dr Suwarsih Madya di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, untuk program studi IPA dan IPS jumlah mata pelajaran yang diujikan bertambah dua kali lipat, yang sebelumnya tiga mata pelajaran kini menjadi enam mata pelajaran. IPA ditambah mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi, sedangkan IPS ditambah Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi.
Ia mengemukakan, pada tingkat SMA, dari 17.564 siswa peserta UN yang dinyatakan tidak lulus mencapai 1.088 orang (6,19 persen), sedangkan tahun lalu dari 18.341 siswa, yang tidak lulus sebanyak 1.022 siswa (5,57 persen).
Pada tingkat MA, dari 2.424 siswa yang ikut UN sebanyak 383 orang (15,74 persen) dinyatakan tidak lulus, tahun lalu dari 2.531 siswa yang tidak lulus sebanyak 306 orang (12,09 persen).
Untuk tingkat SMK, dari 18.866 siswa peserta UN yang dinyatakan tidak lulus sebanyak 2.672 orang (14,16 persen), tahun sebelumnya yang tidak lulus sebanyak 1.756 orang (9,49 persen) dari 18.500 siswa yang mengikuti UN.
Ia mengatakan, pengumuman hasil kelulusan UN SMA/MA/SMK di DIY akan dilaksanakan secara serentak pada Sabtu (14/6) pukul 10.00 WIB.
"Bagi siswa yang tidak lulus UN dapat mengikuti ujian kesetaraan paket C, yang dilaksanakan pada 24-26 Juni untuk program studi IPS dan 24-27 Juni untuk IPA. Siswa dapat mendaftarkan diri mulai 16 Juni di Dinas Pendidikan kabupaten/kota masing-masing," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008