Semarang (ANTARA News) - Polisi mulai menemukan titik terang untuk mengungkap kasus perampokan Toko Emas "Bintang Emas" di Jalan Kranggan Timur nomor 12 Semarang yang mengakibatkan tiga orang pemilik dan pembantu rumah tangga meninggal dunia. Direktur Reskrim Polda Jateng, Kombes Pol. Dewa Parsana di Semarang, Jumat, mengatakan, dalam kasus ini polisi memang berangkat dari nol atau tidak tahu sama sekali, tetapi dalam perkembangan penyelidikan berhasil menemukan titik terang untuk mengungkap kasus tersebut. "Penyelidikan kasus tersebut sudah ada kemajuan, tetapi kemajuannya apa, tidak bisa disebarluaskan kepada umum. Saya tidak ingin anggota yang sudah bekerja siang-malam akan menjadi sia-sia," katanya menegaskan. Ia menambahkan, untuk mengungkap kasus tersebut, Polda Jateng tidak bekerja sendiri tetapi selalu melakukan koordinasi dengan Polwiltabes Semarang. Ketika ditanya cara merampok para perampok yang terlihat rapi, apakah ada indikasi bahwa pelaku adalah orang-orang yang telah menjalani pendidikan tindakan anti-kejahatan, dia mengatakan, nanti saja kalau sudah terungkap akan bisa diketahui semuanya. Kawanan perampok yang jumlahnya sekitar empat orang menggasak rumah pemilik Toko Emas "Bintang Emas" Welly Chandra di Jalan Kranggan Timur nomor 12 Semarang, Rabu (4/6) malam. Di antara pelaku tersebut ada yang memakai pakaian seragam polisi lalu lintas. Dalam aksi tersebut, Welly Chandra meninggal dunia hari Rabu (4/6) malam dalam perjalanan ke rumah sakit karena kehabisan oksigen, mengingat kepala korban dilakban semuanya sedangkan kedua tangannya diborgol. Kemudian Anik Wijaya (32) istri Welly dan Wulandari (15) pembantu rumah tangga mereka juga meninggal dunia karena luka tembak di bagian kepala dan punggung, sedangkan Iing (60) tante korban selamat tetapi mengalami luka di bagian muka (sekitar mata) karena terkena pecahan peluru. Mayat kedua korban dan Iing ditemukan di dalam mobil Innova di sekitar kampus Unnes Semarang, Kamis (5/6) pagi. Kaca mobil tersebut dicat hitam dengan pilok, dalam menjalankan aksinya pelaku juga sempat membius anjing milik korban dan merusak CCTV yang ada di dalam rumah tersebut. Iing yang menjadi saksi kunci dalam kasus tersebut, kini perawatannya dipindahkan ke salah satu rumah sakit di Singapura sejak Minggu (8/6) malam, setelah selama lima hari dirawat di Paviliun Garuda RSUP Kariadi Semarang. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008