"Kalau bank-bak lain cuma empat sampai lima persen, jadi kami percaya karena orang itu juga langsung turun ke pajak," ujarnya lirih.

Medan (ANTARA) - Seorang wanita bernama Nurul Amaniah, warga Jalan Setia Budi, Medan, Sumatera Utara terduduk lemas di kantor Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Medan, Selasa.

Sambil memegang selembar kertas, wanita paruh baya ini menuturkan bahwa uang miliknya sebesar Rp500 juta atau setengah miliar rupiah telah hilang, diduga dibawa kabur Direktur BMT Amanah Ray Rd.

Bicara dengan nada pelan dan mata yang menatap sayu, wanita ini bercerita bahwa dirinya sudah menabung dan deposito di BMT Amanah Ray Cabang Setia Budi sejak tahun 2004.

Sehari-hari berjualan ayam potong di salah satu pasar tradisional Kota Medan yakni Pasar Sei Kambing, Medan, Nurul menyisihkan uang jualannya untuk ditabung di BMT Amanah Ray.

"Uangnya untuk bayar sekolah anak-anak. Jadi ibu sama anak ibu nabung, kadang sehari dari anak-anak ibu lima puluh ribu atau seratus ribu sampai terkumpul lebih 500 juta," katanya, sambil sesekali menyeka keringat di wajahnya.

Ia mengaku, alasannya memilih BMT Amanah Ray karena dijanjikan keuntungan 10 persen, sehingga membuat dirinya percaya untuk menabungkan hasil jualannya.

Sejumlah nasabah dan karyawan BMT Amanah Ray di Polrestabes Medan, Selasa (10/9/2019). (Antara Sumut/Nur Aprilliana Br Sitorus)

"Kalau bank-bak lain cuma empat sampai lima persen, jadi kami percaya karena orang itu juga langsung turun ke pajak," ujarnya lirih.
Baca juga: Polisi bongkar penipuan "multi level marketing"

Selain Nurul, puluhan nasabah bahkan juga karyawan BMT Amanah Ray mendatangi Markas Besar Kepolisian Resor Kota Besar (Mako Polrestabes) Medan.

Puluhan orang itu hendak melaporkan Direktur BMT Amanah Ray Rd yang diduga membawa kabur uang lebih dari Rp30 miliar.

Hingga sore ini, puluhan nasabah dan karyawan BMT Amanah Ray masih berada di Mako Polrestabes Medan.

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019