Beirut (ANTARA) - Serangan udara menghantam bagian barat laut Suriah untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata diumumkan 10 hari yang lalu, menurut pemantau perang dan juru bicara kelompok gerilyawan, Selasa.

Pasukan pemerintah Suriah dan sekutu mereka, Rusia, secara sepihak menyetujui gencatan senjata pada 31 Agustus di Idlib, yang dikuasai oposisi. Wilayah itu dua tahun lalu dirundingkan untuk menjadi "zona penurunan ketegangan".

Sejak 31 Agustus, serangan udara terus-menerus oleh pesawat tempur Rusia dan Suriah serta tekanan pemerintah Suriah untuk merebut kembali daerah itu sudah berhenti. Namun, terjadi pertempuran di darat dan penembakan masih terjadi.

Baca juga: Presiden Turki: zona aman Idlib Suriah perlahan hilang

Amerika Serikat mengaku pasukannya telah menggempur fasilitas Al Qaida di Idlib saat gencatan senjata diberlakukan.

Observatoriium HAM untuk Suriah, yang berbasis di Inggris, melaporkan pesawat-pesawat itu melancarkan dua serangan di pegunungan strategis Jabal al-Akrad di dekat pantai Latakia.

Tidak jelas apakah serangan itu menjadi sinyal kebangkitan serangan udara oleh Rusia dan Suriah.

Juru bicara faksi gerilyawan Jaish al-Nasr, Mohammad Rashid, menyebutkan dua serangan, yang menurutnya dilancarkan oleh pesawat Rusia, merupakan yang pertama sejak gencatan senjata dimulai.

Sumber: Reuters

Baca juga: Teheran dukung penyelesaian politik buat krisis di Suriah

Baca juga: PBB peringatkan tiga juta orang terancam di Suriah

Fauzi Baadilla berbagi pengalaman di pengungsian Suriah

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019