Jarak pandang berkisar antara 5-7 kilometer. Masih aman untuk penerbangan dan transportasi laut.

Bintan (ANTARA) (ANTARA) - Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Bhakti Wira Kusumah menyatakan letak geografis Provinsi Kepulauan Riau yang berada di antara Provinsi Sumatera dan Kalimantan menjadikan daerah ini rawan terhadap asap kiriman.

"Udara Kepri berpotensi tercemar asap kiriman, karena berada di antara Kalimantan dan Sumatera," ujar Bhakti Wira Kusumah di Tanjungpinang, Selasa.

Menurut Bhakti, Sejak Senin (9/9), udara sebagian Pulau Bintan, Kepri, mulai diselimuti kabut asap, terlebih saat pagi dan sore hari.

Asap tersebut berasal dari sejumlah wilayah di Kalimantan dan Sumatera yang timbul akibat kebakaran lahan.

Namun, kata Bhakti, asap yang dalam beberapa hari ini menyelimuti sebagian wilayah Kepri ini lebih dominan berasal dari Kalimantan.

Baca juga: BMKG pantau 8 titik api di Kepri

Baca juga: Kabut asap mulai selimuti Kota Batam

BMKG PEKANBARU PASTIKAN KABUT ASAP TAK MENYEBERANG KE NEGERI JIRAN

Penyebabnya, angin yang berhembus dari Tenggara ke Selatan membawa asap dari Pulau terbesar di Indonesia ini ke udara Kepri.

"Dari Sumatera juga ada. Tapi lebih didominasi dari Kalimantan," kata Bhakti.

Namun, dari pantauan BMKG Tanjungpinang, kabut asap yang menyelimuti udara sebagian wilayah Kepri sejauh ini masih dalam kategori aman.

"Jarak pandang berkisar antara 5-7 kilometer. Masih aman untuk penerbangan dan transportasi laut," kata Bhakti.

Kebakaran lahan yang terjadi di Kepri belakangan ini, khususnya Pulau Bintan hanya berdampak pada sekitar lokasi kebakaran dan tidak sampai meluas.

Pantauan BMKG pada Senin kemarin, titik kebakaran di Pulau Bintan hanya terjadi satu titik. "Ini asapnya hanya berpengaruh di sekitarnya saja, tidak sampai meluas," ucap Bhakti.*

Baca juga: Tiga siswi SMA 1 Sukadana dilarikan ke puskesmas karena kabut asap

Baca juga: BNPB: Januari-Agustus 2019, kebakaran hutan capai 328.724 hektare

Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019