Nagoya (ANTARA News) - Kendati Toyota tengah ekspansif menggenjot pasar mobil hibrid di dunia, Toyota Motor Corporation (TMC) belum melihat Indonesia sebagai tujuan pasar hibrid dalam waktu dekat. Senior Managing Director TMC Dato Akira Okabe pada makan malam dengan wartawan Indonesia dan India di Nagoya, Jepang, Kamis, mengatakan perlu banyak persiapan bagi TMC memasarkan mobil hibrid di Indonesia. "Harga mobil hibrid masih lebih mahal dibandingkan (mobil biasa)," ujarnya. Ia melihat pasar otomotif di Indonesia masih sensitif terhadap harga. Selain itu, menurut dia, pihaknya juga harus melakukan riset untuk memasarkan mobil hibrid di Indonesia terkait sejumlah penyesuaian dalam berbagai kondisi di indonesia seperti bahan bakar, infrastruktur, dan temperatur. Oleh karena itu mobil hibrid Toyota lebih banyak dipasarkan di negara maju yang infrastrukturnya sudah bagus seperti Amerika Serikat, kawasan Uni Eropa, dan pasar domestik Jepang. "Namun secara bertahap kami telah memasarkan mobil hibrid di Australia, China, dan Thailand. Secara perlahan akan sampai ke Indonesia, kalau konsumen Indonesia bisa menerima," kata Okabe. Lebih jauh ia mengatakan para insinyur TMC terus mengembangkan mobil hibrid agar lebih kecil, lebih hemat BBM, dan lebih murah sehingga mobil tersebut bisa dimiliki banyak orang. Hal itu penting, terkait program Toyota memberi kontribusi pada upaya menekan dampak pemanasan global, terutama akibat emisi gas buang CO2 kendaraan bermotor. TMC menargetkan pada tahun 2010an mampu menjual mobil hibrid sebanyak 1 juta unit per tahun. Sejak diluncurkan tahun 1997 sampai akhir Mei 2008 penjualan mobil hibrid Toyota mencapai 1,5 juta unit. Hal itu membuat Toyota sebagai pemimpin pasar mobil hibrid di dunia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008