Batam (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Hang Nadim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memantau terdapat 8 titik api yang tersebar di seluruh wilayah Kepulauan Riau pada Selasa.
"Dalam 24 jam terakhir terpantau 8 hot spot di Kepri," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Batam, Suratman.
Titik api tersebar di Kabupaten Bintan, Karimun dan Lingga.
Baca juga: Setelah diguyur hujan Batanghari nihil titik api
Ia membenarkan, kebakaran lahan dan hutan di beberapa daerah lain di Kepri menyebabkan jerebu menaungi Kota Batam.
Meski begitu, jarak pandang di Batam pada hari ini masih sekitar 8 Km. Lebih pendek ketimbang kemarin yang mencapai 9 Km.
"Ini masih aman untuk transportasi laut, udara dan darat," kata dia.
Baca juga: Sejak awal Agustus terdapat 71 titik api di Batanghari
Menurut dia, jarak pandang disebut pendek bila sudah kurang dari 1 Km.
Dinas Lingkungan Hidup Batam juga menilai kabut asap semakin tebal pada Selasa dibanding hari sebelumnya.
"Indeks Standar Penvemaran Udara (ISPU) pada hari ini sudah 50, kemarin masih di bawah 50," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, Herman Rozie.
Baca juga: BMKG: Sepuluh titik api terdeteksi di Kaltara
Saat ini, kadar ISPU Batam sudah di ambang batas sehat, mendekati kategori sedang.
Ia menjelaskan, kualitas udara dikatakan sehat, bila ISPU pada rentang 0-50, kemudian sedang 51-100, tidak sehat 101-199, sangat tidak sehat 200-299, berbahaya 300-500.
Lebih lanjut ia menjelaskan, parameter PM 10 yang merupakan debu atau partikulat dengan ukuran 10 mikron dan gas SO2NO2 dan CO di Batam masih dalam kadar baik.
Baca juga: Kapolda Jambi turun cek titik api di Muarojambi
"Artinya kualitas udara dalam keadaan baik," kata dia.
Angka ISPU itu diperoleh dari alat pemantau kadar udara yang terpasang di Nagoya.
Sementara itu, warga Batam mulai merasakan jerebu yang menyelimuti kota.
Baca juga: 70 hektare kawasan Tahura di Jambi terbakar
"Baju sudah mulai bau, jarak pandang juga sudah mulai berkurang," kata Shinta.
Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan sebelum jerebu semakin tebal seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.
"Tentu kita tidak ingin kejadian di Batam terjadi seperti di Pekanbaru Riau. Pemerintah harus bergegas," kata dia.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019