Padang (ANTARA News) - Sebanyak 534.878 orang warga Sumatera Barat (Sumbar) terdata bermukim di daerah rawan gelombang pasang air laut (tsunami), kata Kepala Bidang Kesiagaan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Sumbar, Ade Edward. Warga itu bermukim di kawasan pesisir di Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat dan Kepulauan Mentawai, ujarnya di Padang, Kamis. Hal itu diungkapkannya pada sosialisasi menghadapi ancaman gempa-tsunami bagi aparat sekretariat DPRD Sumbar. Ia menyebutkan, warga bermukim di daerah terancam tsunami itu terbesar di Kota Padang mencapai 380.402 orang, kemudian Pesisir Selatan (36.980), Pasaman Barat (29.649), Pariaman (25.029), Padang Pariaman (24.861), Agam (20.644) dan Kepulauan Mentawai (17.313). Sumbar merupakan, satu daerah dengan potensi tsunami tinggi, berdasarkan sejarah dan hasil penelitian para ahli. Dari penelitian terungkap bencana gelombang tsunami menghantam Pulau Sumatera setiap 200 tahun dan Sumbar mempunyai potensi resiko tinggi jika musibah itu terjadi. Penelitian itu, antara lain dilakukan Prof Kerry Sieh dan Dr Danny Natawidjaya, yang mengungkapkan, Sumbar terutama Kota Padang dalam sejarah telah dua kali dilanda gelombang tsunami, yakni pada tahun 1604 dan 1833. Selain itu, majalah National Geographic Indonesia Edisi I juga menyebutkan Padang mempunyai potensi risiko tertinggi di dunia jika terjadi tsunami ditinjau dari jumlah penduduk yang berada di pesisir pantai. Tingginya risiko itu, antara lain lantaran letak geografis daerah ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan dilalui lempeng Indo Australia-Eurasia yang aktif bergerak empat hingga enam centimeter per tahun. Pergerakan lempeng itu jika bertumbukan atau mengalami patahan dapat memicu terjadinya gempa bumi yang berpotensi diikuti gelombang tsunami. Meskipun tidak semua gempa menimbulkan tsunami, namun karena Padang dan wilayah Sumbar lainnya dilalui lempeng, maka gempa akan bisa dirasakan, sehingga dapat menjadi peringatan dini akan terjadinya tsunami. Tsunami didahului gempa yang disebabkan patahan atau tumbukan lempeng bumi, jatuhnya benda langit atau kekuatan tektonik di daratan yang mempengaruhi gerakan lempeng di dasar laut. Sedangkan, tanda-tanda gempa berpotensi tsunami adalah yang menyebabkan manusia tidak bisa berdiri seimbang, robohnya bangunan dan getaran/goncangan terjadi lebih dari satu menit. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008