"Hari ini kami sudah membahas soal sistem tata kelola arusnya," kata dia saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara usai memimpin rapat audiensi membahas FPS Sunter, Senin.
Ia beserta jajarannya menerima pemaparan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan perusahaan asal Finlandia yaitu Fortum Power yang ditunjuk sebagai pemegang proyek pembangunan FPS Sunter. Mereka membahas perkembangan apa saja yang sudah, sedang dan akan dilakukan terkait pembangun FPS Sunter.
Menurut Widjatmoko sebelum pembangunan proyek berjalan pihaknya perlu menyelaraskan aset pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang di kawasan tersebut termasuk bagaimana pengaturannya.
Dalam pertemuan itu juga dibahas terkait 116 kepala keluarga yang sempat menghuni lahan PT KAI yang masuk dalam kawasan FPS Sunter.
Menurut dia warga yang salam ini bermukim di lokasi yang akan dijadikan FPS Sunter itu akan dipindahkan dalam suatu program khusus untuk itu. "Program ini berbeda dari program sebelumnya hanya melakukan pemindahan. Warga yang dipindahkan dipastikan kehidupannya sama atau lebih baik dari sebelumnya," kata dia.
Ia mengatakan akan ada kontrol berkala untuk memastikan warga yang terdampak pembangunan FPS Sunter tetap bisa melanjutkan kehidupannya setelah dipindahkan.
CEO PT Jakpro, Faisal Muzakki menyebutkan rencana pembangunan FPS Sunter tetap diupayakan selesai sesuai target pada 2022.
Ia mengatakan pengerjaan fisik FPS Sunter akan dimulai pada kuartal pertama 2020 sedangkan proses rancang bangun sudah dimulai sejak Juli 2019. "Saat ini pekerja masih melakukan persiapan lahan, pembersihan sisa cor, ini masih masuk dalam persiapan lokasi," kata dia.
Proyek Fasilitas Pengolahan Sampah alias Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter merupakan Proyek Strategis Nasional dan Kegiatan Strategis Daerah yang berada di lahan seluas 3,2 Hektare, yang mampu mengolah 2.200 ton sampah setiap hari dan dapat menghasilkan listrik sebesar 35 MegaWatt per hari.
Pembangunan FPS Sunter menghabiskan dana sebanyak 250.000.000 dolar Amerika Serikat dengan komposisi joint venture dengan Fortum 56 persen dan 44 persen milik PT Jakpro. "Setelah tiga tahun COD, direncanakan Jakpro memiliki 51 persen," kata Muzakki.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019