Makassar (ANTARA News) - Rencana PT. PLN (Persero) untuk menyalurkan 51 juta buah lampu hemat energi (LHE) secara cuma-cuma kepada para pelanggannya, kini dihentikan sementara karena PLN mengkhawatirkan efektivitas program tersebut dalam upaya menekan penggunaan tenaga listrik."Bukan dibatalkan tetapi dihentikan sementara karena perlu kajian ulang mengenai efektivitas program tersebut," kata Direktur Luar Jawa, Madura dan Bali PT. PLN, Hariadi Sadono pada ANTARA di Kendari, Kamis.Alasan-alasananProgram tersebut sudah berjalan di sebagian wilayah Bali dan Jawa Tengah dimana setiap pelanggan dengan daya 900 KV memperoleh LHE tiga buah secara cuma-cuma.Khusus di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat dialokasikan sebanyak 2.090.000 buah namun hingga kini belum terealisasi.Dari pemantauan sementara, kata Hariadi, para pelanggan listrik itu ternyata sudah banyak yang menggunakan LHE. Indikasinya antara lain, bila dipandang dari pesawat udara pada malam hari, ternyata lampu-lampu yang dinyalakan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan hampir semuanya berwarna putih. Alasan lainnya adalah program penghematan konsumsi listrik yang telah dan sedang dikampanyekan PLN juga mulai terasa dampaknya sehingga penggunaan LHE yang bakal menyerap anggaran yang sangat besar itu bisa ditekan. Hariadi membantah anggapan bahwa penyaluran LHE dibatalkan karena PLN tidak sanggup mendanainya menyusul pembengkakkan biaya operasional akibat kenaikan harga BBM yang sangat tinggi. Ia menegaskan, penyaluran LHE tetap diprogramkan namun perlu dikaji kembali sebab dengan melihat kondisi yang ada, sudah tidak dibutuhkan sebanyak 51 juta LHE lagi. Para pimpinan PLN di semua daerah kini sedang meneliti berapa besar sebetulnya kebutuhan LHE. Mereka harus mendatangi rumah-rumah pelanggan untuk mengecek apakah di rumah tersebut memang belum menggunakan LHE. "Kalau penelitian ini sudah rampung, LHE langsung bisa disalurkan karena anggarannya juga sudah ada di daerah masing-masing," ujarnya dengan menambahkan, rencana penyaluran 51 juta LHE itu memang tidak melalui kajian yang mendalam. Ia tetap mengimbau para pelanggannya untuk menghemat penggunaan listrik karena ketersediaan daya saat ini sangat kritis, sebab sejak 2006 tidak ada lagi pembangunan pembangkit baru sementara konsumsi terus tumbuh rata-rata sembilan persen setiap tahun(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008