Tindakan tersebut meningkatkan harapan bagi kemajuan dalam proses perdamaian yang macet, kata beberapa pejabat.
Kedua orang itu menandatangani kesepakatan setahun lalu guna mengakhiri perang saudara --yang telah menewaskan ratusan ribu orang, mengusir sepertiga warga Sudan Selatan dan merusak ekonomi negeri tersebut.
Tapi kesepakatan itu, yang menyerukan pembentukan pemerintah persatuan, telah ditunda sebab pemerintah menyatakan pemerintah tidak memiliki cukup uang untuk mendanai perlucutan senjata dan penyatuan semua faksi bersenjata.
"Pertemuan ini bertujuan membahas masalah yang mengganjal berkaitan dengan penerapan R-ARCSS (kesepakatan perdamaian) dengan Presiden Kiir dan pemimpin pihak lain dalam kesepakatan tersebut," kata Direktur Penerangan Machar, Puok Both Baluang, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.
"Itu akan menjadi kunjungan dua-hari," ia menambahkan.
Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan pada 2011, setelah beberapa dasawarsa perang yang menjerumuskannya ke dalam konfliknya sendiri pada akhir 2013, setelah Kiir memecah Machar sebagai wakil presiden.
Tentara yang setia kepada kedua orang itu bentrok di ibu kota pada Desember tahun itu dan secara etnik menyulut pertempuran yang dengan cepat meluas ke seluruh negara tersebut. Akibatnya ialah ladang minyak ditutup, jutaan orang dipaksa menyelamatkan diri dan ratusan ribu orang kehilangan nyawa.
Kedua pihak menandatangani kesepakatan perdamaian pada September 2018, di bawah tekanan negara regional dan internasional. Machar, yang tinggal di Khartoum, Ibu Sudan, sejak itu telah kembali ke Juba cuma sekali, pada Oktober tahun itu, untuk merayakan kesepakatan perdamaian tersebut.
Ketentuan penting dalam kesepakatan perdamaian ialah penyatuan mantan pemberontak ke dalam militer, yang setakat ini belum terjadi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerintah Sudan Selatan dan pemberontak capai perjanjian perdamaian
Baca juga: Presiden Sudan Selatan tunjuk musuhnya Riek Machar sebagai wapres
Baca juga: Paus Fransiskus cium kaki presiden Sudan Selatan, desak perdamaian
Baca juga: PBB ancam pihak yang halangi upaya perdamaian Sudan Selatan
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019