Tokyo (ANTARA News) - Para menteri keuangan Kelompok Delapan (G-8) negara-negara maju akan meneliti penyebab melejitnya harga minyak yang mencapai rekor tertinggi saat ini, dan mempelajari kebijakan untuk mengatasinya, dalam pertemuan mereka yang dimulai pada Jumat, kata seorang pejabat Kementerian Keuangan, Rabu. "Harga minyak melejit sejak awal tahun ini. Saya mengharapkan beberapa negara akan memulai pembicaraan tentang peran pasar keuangan dalam fenomena ini," kata pejabat tersebut, yang meminta tidak disebutkan namanya. Harga minyak meningkat dua kali lipat sejak awal tahun 2007 dan baru-baru ini melejit mendekati 140 dolar AS per barel di New York. Tetapi pejabat itu mengatakan, ia yakin harga minyak pada dasarnya akan diputuskan oleh pasokan riil serta tuntutan dan tingkat harga yang ditetapkan oleh uang spekulatif dan tak akan berjalan lama. Pejabat senior yang dikutip Kyodo itu mengatakan, pertemuan mendatang menteri keuangan G-8 di Osaka pada Jumat dan Sabtu mungkin mengupayakan nilai tukar mata uang asing sebagai bagian dari pembicaraan yang lebih luas mengenai kondisi makroekonomi global. Menteri Kuangan AS, Henry Paulson menyatakan, Senin, bahwa Amerika Serikat mungkin memasuki pasar uang untuk mendongkrak nilai dolar AS. Pejabat Jepang itu menambahkan, suatu pernyataan para menteri G-8 tak akan mungkin memasukan referensi ke pengupayaan keuangan karena tak ada pihak-pihak bank sentral yang menghadiri pertemuan ini. Pejabat itu mengatakan, Australia, Thailand, Brazil, China dan Korea Selatan diharapkan ikutserta dalam sidang pertemuan menteri keuangan G-8 di Osaka ini untuk memperkirakan dampak kenaikan harga komoditas dalam ekonomi mereka dan membicarakan langkah-langkah untuk mengatasi perubahan iklim. Para menteri G-8 dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat diharapkan mengeluarkan rencana aksi terpisah tentang perubahan iklim dan langkah-langkah untuk mendukung pembangunan Afrika, katanya. Sebelum pertemuan G-8, menteri keuangan Inggris, Jepang dan Amerika Serikat akan mengadakan konperensi pers yang akan menyerukan negara-negara lain agar ikutserta dalam prakarsa mereka untuk mengumpulkan dana multilateral guna membantu negara-negara berkembang memerangi pemanasan global, kata pejabat tersebut.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008