Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sudah membuka blokir jaringan internet di 25 kabupaten di Papua setelah sebagian besar wilayah dinyatakan kondusif.
"Sehubungan dengan situasi dan kondusi keamanan di sebagian besar wilayah Papua dan Papua Barat sudah semakin kondusif, pemerintah secara bertahap terus melakukan pembukaan kembali layanan data internet di kedua provinsi tersebut. Pembukaan secara bertahap dilakukan sejak Rabu (4/9) dan terus berlanjut hingga Senin (9/9)," kata Kominfo melalui keterangan resmi, Senin malam.
Kominfo sudah membuka akses ke layanan data internet di 25 kabupaten di Papua, dari total 29 kabupaten yang ada di sini, yaitu Keerom, Puncak Jaya, Puncak, Asmat, Boven Digoel, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Intan Jaya, Yalimo dan Lanny Jaya.
Blokir internet juga sudah dibuka di kabupaten Mappi, Tolikara, Nduga, Supiori, Waropen, Merauke, Biak Numfor, Yapen, Sarmi, Paniai, Dogiyai, Deiyai, Pegunungan Bintang, Yahukimo dan Nabire.
Sementara itu, dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat, sudah 11 kabupaten yang mendapatkan kembali akses internet, yakni Fak Fak, Sorong Selatan, Raja AMpat, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan, Pegunungan Afak dan Kabupaten Sorong.
Akses internet di kabupaten/kota di Mimika, Jayawijaya, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura belum dibuka karena wilayah tersebut belum sepenuhnya kondisuf.
"Akan terus dipantau situasinya dalam satu atau dua hari ke depan," kata Kominfo.
Data dari Kominfo menunjukkan sebaran hoax terkait peristiwa di Papua menurun pada 6 September, berjumlah 6.060 URL dibandingkan saat puncak hoax pada 30 Agustus, yaitu 72.500 URL.
Sebaran hoax Papua di dunia maya menurun sejak 31 Agustus, menjadi 42.000 dan kembali turun pada 1 September menjadi 19.000 URL.
Baca juga: Kominfo cabut blokir internet di Nabire dan Dogiyai
Baca juga: Rudiantara: Pembatasan internet Papua bukan kehendak Kominfo sendiri
Baca juga: Pemerintah tingkatkan koordinasi buka penuh internet di Papua
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019