Kepolisian Resor Kudus masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.
"Hingga kini kami belum bisa menyimpulkan penyebab pastinya kebakaran kandang kambing komunal di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kudus, Senin pagi," kata Kapolres Kudus AKBP Saptono melalui Kapolsek Mejobo AKP Sartono di Kudus, Senin.
Jika sebelumnya ada yang menyebutkan karena arus pendek listrik atau pediyang dengan cara membakar sesuatu untuk mengusir nyamuk, kata Sartono, jajarannya juga masih melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab pastinya.
Ali Adhmadi, seorang saksi yang juga pemilik kambing di kandang komunal di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kudus, melihat titik api muncul dari atap kandang yang kebetulan di sekitar atap memang banyak kabel listrik.
Hanya saja, Ali tidak mampu menyelamatkan 20 ekor kambing miliknya karena api dengan cepat merambat ke kandang lain yang total ada 35 kandang kambing.
Baca juga: Belasan kambing mati dengan bekas gigitan di Gunung Kidul
Baca juga: Puluhan ekor kambing mati diserang hewan liar
Baca juga: Puluhan ribu ayam di Karawang hangus terbakar
Akibat peristiwa yang terjadi Senin (9/9) pukul 04.00 WIB itu, sekitar 163 ekor kambing mati terpanggang dan 35 kandang yang dibangun di atas lahan seluas 950 meter persegi juga ludes dilalap api.
Kandang ternak komunal tersebut, dikelola dua kelompok peternak, yakni Kelompok Ternak Umboro dan Kelompok Ternak Merdeka Jaya yang memanfaatkan tanah desa dengan luas lahan sekitar 950 meter persegi. Sedangkan bangunannya total 450 meter persegi.
Adapun total kandang ternak yang ada di lokasi berjumlah 35 kandang. Kelompok Ternak Umboro memiliki 16 kandang yang seluruhnya terbakar dan Kelompok Ternak Merdeka Jaya mempunyai 19 kandang yang juga semuanya terbakar.
Desa Kirig merupakan pusat peternakan kambing yang dikelola secara berkelompok dengan jumlah ternak yang cukup banyak.
Dari 217 ekor kambing yang berada di kandang yang dikelola secara berkelompok itu, sebanyak 163 ekor kambing mati terpanggang dan yang selamat sebanyak 54 ekor.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019