Salzburg (ANTARA News) - Penyandang gelar juara Yunani harus menghilangkan "perasaan takut" dan harus menemukan bentuk permainan terbaiknya bila ingin mempertahankan gelar juara Eropa dengan terlebih dahulu memenangi pertandingan grup.
Dengan kekalahan 0-2 atas Swedia, Selasa, membuat tim itu butuh poin dari sisa dua pertandingannya dalam penyisihan Grup D melawan Spanyol dan Rusia, untuk dapat lolos ke delapan besar.
Tim juara bertahan itu kelihatan tampil tanpa inspirasi, kurang bergairah dan tekanan, tidak seperti yang diperagakan mereka empat tahun lalu.
"Bila kami masih bermain seperti itu kami tidak akan dapat memenangi pertandingan lainnya," kata pelatih Otto Rehhagel, seperti dikutip Reuters.
Bagi pelatih yang membawa Yunani ke jenjang kemenangan di Portugal pada 2004 itu, penampilan timnya yang menderita kekalahan itu tentu mengecewakannya.
Rehhagel menerapkan formasi lima orang bertahan dan dua menyerang untuk mengawal striker Zlatan Ibrahimovic dan Henrik Larsson, namun ia hanya menyaksikan bagaimana gol pertama Swedia lahir pada menit ke-67.
Swedia menambah angkanya lima menit kemudian melalui Petter Hansson setelah terjadi kecamuk di mulut gawang lawannya.
"Tidak bisa menang"
"Kami bermain takut-takut. Bila kita selalu bermain bola di belakang, kita tidak akan bisa menang," kata striker Yannis Amanatidis.
"Kita harus menekan ke depan. Menyerang adalah pertahanan yang terbaik. Kami harus bermain di depan. Kami harus menekan pada pertandingan mendatang," katanya.
Pemain depan Yunani, Fanis Gekas, kelihatan bermain gamang seorang diri karena mitranya dalam menyerang Angelos Haristeas kini bermain sebagai pemain tengah, sehingga mantan pencetak gol terbanyak Bundesliga itu seperti tidak punya harapan menghadapi tembok pertahanan Swedia.
Formasi 5-3-2 yang diterapkan Rehhagel membuat Swedia mampu mengontrol lini tengah dan membuat daya gempur lini depan Yunani tidak dapat diandalkan.
"Permainan lini tengah kami tidak beroperasi seperti yang kami harapkan," kata Rehhagel.
Yunani gagal menciptakan satu pun peluang berbahaya, bahkan merasa kepayahan mengeluarkan bola dari separuh lapangan mereka.
Yunani berhadapan dengan Rusia pada 14 Juni dan Spanyol empat hari kemudian. Tim ini harus memperbaiki penampilan mereka bila ingin lolos dari babak penyisihan grup.
Spanyol menundukkan Rusia 4-1 pada pertandingan grup lainnya, Selasa. "Kami bermain dengan buruk hari ini," kata striker Giorgos Samaras, yang masuk lapangan sebagai pemain pengganti tetapi tetap gagal membawa perubahan permainan timnya.
"Tapi itu semua sudah terjadi. Kini tergantung kepada kami sendiri untuk berbuat apa dalam situasi seperti ini," katanya.
Dengan munculnya kritikan atas penampilan tim Rahhagel yang sudah tujuh tahun menjabat sebagai pelatih kepala itu, tim Yunani kini memiliki beban besar dan harus menyingkirkan semua risiko pada pertandingan mendatang.
Bila Yunani tetap bermain seperti saat mereka melawan Swedia, maka mereka akan dengan cepat mengeluaran diri mereka dari turnamen itu dan Rahhagel (69) akan mendapat pertanyaan berat apakah ia akan ikut pulang ke Yunani.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008