Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S Bakry menyatakan tren atau kecenderungan dukungan terhadap sejumlah calon presiden (capres) alternatif terus meningkat."Tren dukungan terhadap beberapa capres alternatif terus meningkat meski belum signifikan," kata Umar di Jakarta, Rabu.Survei LSN yang dilaksanakan tanggal 2-14 Mei 2008 memperlihatkan beberapa tokoh alternatif yang tren dukungannya meningkat adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X, Prabowo Subianto, Hidayat Nur Wahid, dan Akbar Tandjung.Survei dilaksanakan di 33 provinsi dengan jumlah sample sebanyak 1225 orang, margin of error 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan teknik multistage random sampling.Sultan yang pada survei Januari dipilih oleh 14,7 persen publik pada survei Mei naik menjadi 14,8 persen. Prabowo yang dipilih oleh 7,7 persen pada survei Januari meningkat menjadi 7,9 persen pada survei Mei. Hidayat yang pada survei Januari baru dipilih oleh 4,2 persen publik melonjak menjadi 8,8 persen pada survei Mei. Akbar Tandjung yang pada Januari baru dipilih oleh 3,8 persen merangkak naik menjadi 5,9 persen pada Mei.Dukungan terhadap SBY mengkhawatirkan, kritis!Sebaliknya, dukungan terhadap tokoh-tokoh alumni Pilpres 2004 berkecenderungan turun atau stagnan. Menurut LSN, dukungan terhadap Susilo Bambang Yudhoyono selaku pemegang kuasa mengkhawatirkan yakni hanya 16,4 persen. "Ini angka kritis untuk seorang incumbent," katanya. Demikian juga dengan Megawati Soekarnoputri. Jika pada Januari Mega mendapat dukungan 18 persen maka pada survei bulan Mei dukungannya turun menjadi 16,7 persen. Amien Rais tetap cuma kuat di Sumatera Barat dan Aceh, sedangkan tingkat dukungan terhadap Gus Dur, Wiranto, dan Jusuf Kalla tak beranjak naik. Menurut Umar, jika para tokoh alternatif tersebut bisa membuat diri mereka lebih dikenal publik, maka peluang untuk memenangkan Pilpres 2009 semakin besar. Alumni Pilpres 2004 jangan mencalonkan diri lagi!Sebab, sebanyak 78,4 persen publik menyatakan lebih senang jika para tokoh alumni Pilpres 2004 tidak mencalonkan lagi dalam Pilpres 2009. "Ada kejenuhan terhadap tokoh-tokoh lama, namun publik belum begitu mengenal tokoh-tokoh baru, sehingga posisi tokoh lama tetap di urutan teratas meski dukungannya semakin turun," kata Sekjen Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) tersebut. Sutiyoso turun Mantan gubernur DKI Sutiyoso yang pada survei Januari sempat masuk tiga besar capres alternatif dengan tingkat dukungan 5,4 persen, merosot menjadi tinggal 3,3 persen pada survei Mei. Tokoh-tokoh lain yang oleh sejumlah kalangan sering disebut sebagai tokoh alternatif seperti Yusril Ihza Mahendra, Din Syamsuddin, Fadel Muhammad, dan Soetrisno Bachir mendapat dukungan yang sangat rendah dalam survei Mei. Bahkan Soetrisno Bachir, ketua umum Partai Amanat Nasional, yang giat mengiklankankan diri pada momentum 100 Tahun Kebangkitan Nasional ternyata hanya dipilih oleh 0,9 persen publik untuk menjadi capres alternatif.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008