Salah satu karhutla yang cukup hebat terjadi pada pertengahan Agustus lalu yakni di Muara Medak, Kabupaten Musi Banyuasin yang sampai dua pekanPalembang (ANTARA) - Lahan terbakar di Sumatera Selatan sudah mencapai 2.000 hektare sejak berlangsungnya musim kemarau pada Mei 2019.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan Ansori di Palembang, Senin, mengatakan luasan lahan yang terbakar ini meningkat jika dibandingkan tahun lalu, karena terdapat sejumlah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berlangsung dalam waktu lama dan meluas.
Karhutla ini sebagian besar terjadi di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas, Musi Banyuasin, dan Penukal Abab Lematang Ilir.
“Salah satu karhutla yang cukup hebat terjadi pada pertengahan Agustus lalu yakni di Muara Medak, Kabupaten Musi Banyuasin yang sampai dua pekan,” kata dia.
Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan ini, BPBD melakukan operasi darat dan udara menggunakan sarana dan prasarana yang sudah disiapkan sebelumnya.
Untuk operasi udara, sementara ini dikerahkan delapan unit helikopter yakni dua unit untuk patroli yakni satu pesawat Cessna Caravan dan satu unit heli AS350 dan enam unit untuk waterbombing, yakni RA 22747 dan Kamov UR CIO melakukan pemadaman di Ogan Ilir (OI). Sementara empat heli jenis RA 22583, RDPL 34230, RDPL 34140 PKL dan RDPL 3420 untuk pemadaman di Ogan Komering Ilir.
Selain itu ada satu unit heli MI8 8156 yang khusus disiagakan di Pangkalan Udara TNI AU Palembang untuk perawatan.
“Sejauh ini titik kebakaran lahan mayoritas terjadi di wilayah Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir karena memiliki lahan gambut yang cukup luas,” kata dia.
Lokasi berikutnya yakni di kawasan Tol Palembang Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.
Akibatnya dari karhutla yang terjadi dalam sepekan terakhir, membuat Kota Palembang mulai diselimuti kabut tipis di pagi hari dan sore hari.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019