Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta pada Rabu sore menguat tajam mencapai Rp9.310/9.315 per dolar AS dari sebelumnya Rp9.336/9.357 atau naik 26 poin, karena pelaku pasar berlanjut membeli rupiah. "Besarnya minat beli rupiah itu terutama disebabkan Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar untuk mendorong rupiah bisa dibawah angka Rp9.300 per dolar AS," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta. Menurut dia, BI menilai saatnya untuk masuk pasar dengan melepas cadangan devisanya karena melihat posisi rupiah tidak jauh sedikit di atas angka Rp9.300 per dolar AS. Jadi, peluang rupiah untuk bisa menembus angka Rp9.300 per dolar AS sangat besar, ujarnya. Faktor utama menguatnya rupiah, lanjut dia, karena sejumlah insentif positif dari eksternal sangat besar, membaiknya pasar saham regional memberikan nilai tambah terhadap kenaikan rupiah pada hari ini. Menurut dia, membaiknya bursa saham regional, setelah keluarnya data ekonomi Jepang yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi negara Sakura tumbuh diluar perkiraan sebelumnya. Ekonomi Jepang tumbuh 1,00 persen dalam kuartal pertama 2008 lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang hanya 0,9 persen, katanya. Apalagi, lanjut dia, pertumbuhan perekonomian Indonesia dinilai masih lumayan baik bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Pemerintah harus dapat mengelola kondisi yang lumayan melalui kebijakan keuangan. Indonesia saya kira buruk `not bad`, karena ekspor masih berjalan, konsumsi domestik baik. Walaupun, potensi pertumbuhan ekonomi tidak besar," katanya. Dia mengatakan, kenaikan harga minyak dan pangan telah menyebabkan inflasi tinggi, kondisi seperti itu akan menyebabkan pelemahan daya beli masyarakat, namun apabila kebijakan keuangan dilaksanakan dengan baik, maka hal itu tidak menjadi masalah. Karena itu, kondisi ekonomi nasional masih sangat baik, ucapnya. "Di Indonesia tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan. Kita masih akomodatif. Dengan peningkatan suku bunga untuk mengendalikan laju inflasi akan mengakibatkan kestabilan nilai tukar rupiah atas dolar AS," katanya. Rupiah, menurut dia, sejak awal pekan ini bergerak dalam kisaran yang sempit, karena antara faktor positif dan negatif berada dalam kisaran yang cukup ketat. Dengan masuknya BI ke pasar, maka peluang positif itu semakin besar yang terus mendukung rupiah hingga mendekati Rp9.300 per dolar AS, ucapnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008