Bandung, (ANTARA News) - Sebanyak 13 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa dan Bali mendapat pengawasan Bank Indonesia karena kinerjanya dibawah standar. "BPR itu masuk kelompok Dalam Pengawasan Khusus (DPK) Bank Indonesia, namun mereka masih diperbaiki untuk memperbaiki kinerjanya," kata Direktur Direktorat Kredit BPR dan UMKM Bank Indonesia, Ratna E Amiaty, di sela-sela Seminar UMKM di Bandung, Rabu. Dia tidak menyebutkan nama-nama BPR yang dalam pengawasan BI itu, namun Ratna menyebutkan yang terbanyak berada di Jawa Barat. "BPR bermasalah itu terbanyak di Jabar, namun jumlahnya tak lebih dari jari di tangan kanan saya," kata Ratna. BPR yang diawasi itu, kata Ratna diberi waktu enam bulan untuk memperbaiki kinerjanya terutama untuk mencapai standar CAR yang ideal serta perbaikan kinerja, termasuk penambahan modal oleh pemiliknya. Bila dalam waktu yang diberikan BI belum juga ada peningkatan kinerja, maka BPR itu terancam dilikuidasi. Ia mengatakan, BI tidak gegabah dalam melikuidasi BPR karena menyangkut nasabah dan dana masyarakat di sana. "Sebelum penindakan BPR bermasalah itu dimasukan dulu ke-ICU untuk "diobati", bila tidak bisa ditolong maka langkah likuidasi tak bisa dihindarkan," kata Ratna. Sebagian besar penyebab BPR berkinerja buruk karena tidak adanya jiwa seorang banker dalam pengelolaan bank itu sehingga manajemen bank tidak terkontrol sebagaimana layaknya perusahaan perbankan. Upaya peningkatan kinerja juga dilakukan untuk BPR-BPR milik Pemda Kabupaten/Kota. "Pergantian pimpinan daerah sangat berpengaruh bagi kinerja BPR milik Pemda, mereka diarahkan untuk melakukan merger dan terbukti efektif meningkatkan kinerja," katanya. Jumlah BPR di Indonesia saat ini sebanyak 1.830 unit. Ratna menyebutkan dalam tiga tahun terakhir sebanyak 15 BPR dilikuidasi karena gagal meningkatkan kinerja terutama dalam memenuhi rasio kecukupan modal. Dia mengatakan BPR akan didorong menjadi "community bank" dengan operasional BPR diperkuat untuk melayani masyarakat dan para nasabah di daerah masing-masing. "Ke depan BPR didorong memperkuat posisinya sebagai `community bank`. BPR punya karakter nasabah tersendiri dengan tingkat kepercayaan tinggi terhadap mereka," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008