Kediri (ANTARA News) - Pada aktivis perempuan dari Lingkar Mahasiswa Peduli (LMP) menyayangkan dan mengecam maraknya tindakan pelecehan seksual di lingkungan kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, Jatim.
Koordinator LMP STAIN Kediri Alfi Zahirah mengatakan Rabu bahwa perilaku memalukan di lingkungan lembaga pendidikan berbasis Islam itu telah mencoreng nama baik lembaga, namun ia menyesalkan tidak adanya tindakan dari pimpinan lembaga terkait hal itu.
Alfi mengaku sudah berkali-kali mengingatkan pihak pimpinan perguruan tinggi di bawah Departemen Agama (Depag) itu mengenai maraknya perbuatan amoral tersebut.
"Tapi peringatan kami tidak pernah ditanggapi, karena memang pelakunya, ya itu-itu juga," kata mahasiswi Semester VI Jurusan Tafsir Hadits, Fakultas Ushuluddin itu.
LMP mengajak para mahasiswa STAIN Kediri lainnya untuk bersama-sama memerangi "kebathilan" yang terjadi di dalam kampus.
"Sudah saatnya kita merapatkan barisan untuk mengembalikan citra STAIN Kediri ini," kata Alfi Zahirah mengajak rekan-rekan mahasiswi lainnya.
Saat ditanya, apakah seruan tersebut berkaitan dengan kasus perceraian salah satu pimpinan STAIN Kediri, Alfi tidak menampiknya.
"Masalah ini bukan masalah STAIN saja, tapi sudah menjadi perhatian utama Ditjen Pendidikan Islam Departemen Agama, karena itu kami melakukan gerakan moral," katanya.
Sejak kasus itu mencuat, poster-poster bernada minor menghiasi dinding-dinding kampus, diantaranya bertuliskan: Mahasiswi Bukan Pemuas Birahi; Jangan Sakiti Ibu Kami; Hormati Kesucian Mahasiswi; STAIN Kediri bukan Lokalisasi; dan masih banyak lagi.
"Kalau tuntutan kami agar pihak pimpinan tidak mengubah perilakunya, maka kami akan menggelar aksi turun ke jalan," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008