Banjarmasin (ANTARA News) - Dunia kewartawanan Kalimantan Selatan (Kalsel) kehilangan seorang wartawan senior yang selama hidupnya mengabdi pada profesinya, yaitu Gusti Syamsu Hidayat Soegiannor (60 tahun). Pria kelahiran Banjarmasin, 8 Juli 1948 tersebut meninggal dunia Selasa pukul 09:30 Wita setelah dirawat selama 11 hari di rumah sakit swasta Sari Mulia Banjarmasin, demikian anak mantu almarhum, Bakti kepada pers di rumah duka Jalan Sungai Jingah Banjarmasin. Menurut Bakti, bapak mertuanya memang sudah sakit-sakitan, tetapi yang agak parah setelah sebelas hari belakangan ini terkena penyakit lambung yang komplikasi dengan liver, bahkan belakangan disebutkan dokter terkena tumor hati. Gt Syamsu Hidayat Soegianor dikenal sebagai wartawan yang gigih seangkatan wartawan senior lainnya yang telah almarhum, seperti Jok Mentaya, Haji Johar Hamid dan Mas Abi Karsa. Di dunia wartawan, Gt. Syamsu Hidayat Soegianor yang sampai akhir hayatnya masih menjabat sebagai Sekretaris Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) Kalsel tersebut dikenal sudah menjadi wartawan sejak tahun 1968. Ia meneruskan penerbitan ayahannya, almarhum Ahmad Soegianor yang dikenal sebutan surat kabar Indonesia Merdeka. "Penerbitan Harian Indonesia Merdeka, merupakan penerbitan tertua di Kalsel karena mulai diterbitkan tahun 1945, oleh almarhum Ahmad Soegianor, dan hingga sekarang masih terbit media tersebut," kata Gusti Horman, seorang wartawan senior dari buletin Angkatan Bersenjata (AB) Jakarta saat melayat pula di rumah duka. Menurut Gt Horman yang juga kerabat almarhum, penerbitan Indonesia Merdeka mulai terbit di kawasan Pasar BIM tahun 1945, kemudian pindah ke Jalan Luji atau Jalan R Soerapto pada tahun 1960-an kemudian pindah lagi ke Sungai Jingah Banjarmasin. Namun akhirnya, Indonesia Merdeka dikelola adik-adik almarhum GT Syamsu Hidayat Soegiannor sementara almarhum sendiri kemudian menerbitkan tabloid Indonesia Bangkit. Almarhum yang tercatat sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel tersebut selain bergelut sebagai wartawan juga menggeluti usaha percetakan hingga akhir hayatnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008