ada beberapa sekolah yang membuat keterampilan yang bahan dasarnya dari sampah plastik
Pamekasan (ANTARA) - Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan, Jawa Timur berupaya memanfaatkan sampah plastik menjadi hiasan rumah tangga, sehingga sampah yang sulit terurai itu memiliki nilai manfaat.
"Kami bekerja sama dengan sejumlah lembaga pendidikan yang ada di Pamekasan ini untuk pelaksanaan program tersebut," kata Kepala DLH Pemkab Pamekasan Amin Djabir di Pamekasan, Minggu.
Ia menjelaskan, sekolah yang menjadi mitra pemanfaatan sampah plastik ini adalah sekolah Adiwiyata di Pamekasan, dan pihaknya juga akan memberikan hadiah kepala sekolah kreatif yang membentuk kelompok keterampilan untuk mengolah sampah plastik menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi.
"Sekarang ini sudah ada beberapa sekolah yang membuat keterampilan yang bahan dasarnya dari sampah plastik," kata Djabir.
Salah satu lembaga pendidikan di Pamekasan yang telah memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan keterampilan adalah SMA Negeri 4 Pamekasan.
Siswa-siswa di sekolah ini berkreasi dengan memfungsikan sampah plastik (anorganik) menjadi bahan konstruksi pembuatan meja dan kursi.
“Bahan-bahan yang kami gunakan dalam proses pembuatan kursi dan meja ini yakni, limbah plastik, botol plastik, ban bekas, kayu, paku, lakban dan kulit kursi serta meja," kata Cahyono, salah seorang siswa yang tergabung dalam kelompok kreatif sekolah SMA Negeri 4 Pamekasan.
Proses pemanfaatan sampah plastik ini, sambung dia, memang tidak mudah. Pertama, harus dilakukan pemilihan antara sampah anorganik dan sampah organik.
Kedua, memasukkan limbah plastik ke botol plastik hingga penuh, dan yang ketiga, merekatkan atau melakukan perekatan dari botol yang satu dengan lainnya dengan menggunakan lakban.
Lalu, yang keempat, sambung dia, dilakukan proses pengemasan, sebelum dilapisi oleh kulit kursi terlebih dahulu menggunakan kayu sebagai alat menyangga.
"Dan palstik yang digunakan adalah sampah plastik hasil dari pungut sampah dan gerakan pungut sampah SMAN 4 Pamekasan, selain itu kami juga bermitra dengan komunitas TPA, dengan Disperindag, DLH dan Dinas Pendidikan Pemkab Pamekasan," katanya, menjelaskan.
Menurut guru keterampilan di sekolah itu, Nurul Kamariyah yang terpenting dari program kegiatan itu adalah terciptanya kesadaran kolektif di kalangan siswa bahwa sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai, sehingga butuh perhatian serius semua kalangan.
"Kami menginginkan masalah ini menjadi solusi, dan salah satu caranya dengan memanfaatkan sampah plastik bernilai manfaat seperti itu," katanya.
Baca juga: Bima Arya ajak Mahasiswa Bogor ikut peduli soal sampah
Baca juga: SWI: Daur ulang sampah Indonesia di bawah 10 persen
Baca juga: Kurangi sampah plastik jadi komitmen pelajar di Malang
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019