petugas Tahura melakukan penyelidikan terhadap oknum pembakar lahan
Jambi (ANTARA) - Sudah 70 hektare lebih kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifuddin di Kabupaten Batanghari, Jambi terbakar.
“Pada Kamis sampai Sabtu kemarin sekitar 20 hektare kawasan Tahura kembali terbakar, sampai saat ini sekitar 70 hektare lebih kawasan Tahura yang sudah terbakar,” kata Ketua Tim Brigdalkar Tahura Sultan Thaha, Sandy di Jambi, Minggu.
70 hektare kawasan Tahura yang terbakar tersebut terletak di kilometer 12 sampai dengan kilometer 20 Desa Senami, Kecamatan Muara Bulian.
Dijelaskan Sandy, medan yang terdapat di kawasan tahura cukup berat dan membuat petugas cukup sulit melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran.
Sehingga petugas hanya mampu melakukan pemadaman yang dapat terjangkau oleh petugas. Selain itu, alat untuk memadamkan kebakaran juga terbatas.
Ditambah lagi, kawasan Tahura yang terbakar juga tersebar di beberapa titik lokasi, sehingga petugas kewalahan untuk melakukan pemadaman. Dan jika kebakaran terjadi di tengah-tengah kawasan hutan lebat, lokasi sulit terjangkau oleh petugas.
Baca juga: Lahan terbakar akibat Karhutla di Jambi capai 500 hektare
“Kita sangat mengharapkan turun hujan, sehingga titik-titik api yang berada di tengah kawasan dapat terpadamkan,” kata Sandy.
Sementara itu, penyebab kebakaran di kawasan Tahura tersebut menurut Sandy merupakan faktor kesengajaan oleh oknum.
Pasalnya waktu terjadinya kebakaran hutan di kawasan tahura tersebut hampir terjadi di jam-jam yang sama, yakni antara pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
Saat ini petugas Tahura daerah itu masih melakukan penyelidikan terhadap oknum pembakar lahan di kawasan Tahura tersebut.
Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup daerah itu sejak sebulan terakhir terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membakar arang di sekitar kawasan Tahura.
“Namun jika peringatan dan sosialisasi yang kita berikan tidak diindahkan, akan kita tindak secara tegas,” kata Sandy.
Baca juga: Warga Jambi keluhkan kabut asap akibat karhutla
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019