“Kami melakukan pendidikan untuk membuat pesawat atau aeromodelling kepada anak-anak dengan menggunakan bahan-bahan yang seadanya, seperti gabus, kertas, dan kayu basah. Harapan kami anak-anak sejak dini sudah tertarik akan dunia aeromodeling yang nantinya kami harapkan, mingkin mereka akan tertarik masuk ke dunia aviasi, saat ini kami mengajar ekstra kulikuler di Yayasan Sekolah Pemuda Bangsa,” kata Pendiri Red Walet Management, Ronald di Jakarta, Sabtu (7/9).
Dia menambahkan, kami mengajarkan anak-anak untuk membuat pesawat dengan bahan seadanya untuk menunjukan kalau dunia aeromodelling merupakan olahraga yang tidak selalu mahal. “Anak-anak sekarang lebih banyak main gawai daripada berolahraga di luar ruangan, kami harapkan dengan olahraga ini dapat membuat mereka lebih aktif beraktifitas di luar ruangan,” jelasnya.
Olahraga Aeromodelling merupakan olahraga Dirgantara yang tumbuh bersama-sama dengan dunia penerbangan baik sipil maupun militer. Di Indonesia pertama kali timbul di lingkungan TNI - AU melalui Kepanduan Pramuka Dirgantara.
Kegiatan pembuatan pesawat model ini dimulai sejak tahun 1946 bersamaan dengan dirintisnya pembuatan pesawat layang pertama di Yogyakarta ( Aeromodeller dan Pandu Udara ) dan berkembang ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Surakarta.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019