Kuala Lumpur (ANTARA News) - Peranan media massa sangat besar dalam memperdalam atau mengurangi kesenjangan (gap) antara dunia Islam dan Barat, yang saat ini semakin panas menyusul serangan 9/11, serangan Amerika ke Afghanistan dan Irak, serta film "Fitna"."Diskusi harus dilakukan di antara para praktisi media massa mengenai etika dan standar profesional. Bahkan jika perlu kerjasama proyek penyiaran, surat kabar, majalah dan website oleh para wartawan dari berbagai macam latar belakang kebudayaan yang berbeda harus ditingkatkan," kata Prof Ekmeledin Ihsanoglu, Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OIC) di Kuala Lumpur, Senin.Dalam konferensi bertema "The Muslim World and the West: Bridging the Gap: From Definition to Action" di Kuala Lumpur, 9-10 Juni, Ekmeledin mengatakan, perlunya peranan media massa dalam menjembatani kesenjangan antara dunia Islam dan Barat sebagai salah satu bentuk aksi yang perlu dilakukan untuk mengurangi kesenjangan antara dunia Islam dengan Barat. "Dialog yang kritis dan terbuka di antara para pemangku kepentingan di dunia Muslim dan Barat, termasuk para politisi, juga penting," kata Sekjen OKI itu. Menurut dia, Islam bukan merupakan suatu hal yang asing bagi dunia Barat. Bahkan Eropa bersatu saat ini juga merupakan sumbangan warga Muslim yang menjadi penduduk asli Eropa. "Saya perlu jelaskan bahwa kemajuan Eropa pada masa pencerahan sejak abad ke-8 hingga abad ke-15 tidak terlepas dari sumbangan penduduk, intelektual, dan kebudayaan Islam di Spanyol dan negara Eropa lainnya. Kebudayaan Muslim ikut memperkaya kebudayaan Barat," katanya. PM Malaysia Abdullah Badawi dalam sambutannya mengatakan bahwa ketegangan antara Islam dengan Barat mulai muncul setelah meredupnya negara adidaya komunis Uni Soviet 1989, yang menimbulkan, beberapa pemikir Barat berpengaruh mengatakan bahwa Islam merupakan musuh potensial setelah komunisme. Pemikiran itu mulai mempertajam jurang antara dunia Islam dengan Barat. Muslim dipersepsikan telah menentang modernisasi atau Barat. "Islam sebagai agama dan pandangan hidup tidak pernah, sekali lagi saya ulangi, tidak pernah menolak atau menentang kemajuan dan modernisasi. Islam bahkan melekat pada pengetahuan yang dilandasi kemajuan dan pembangunan, baik materi maupun spritual," kata Pak Lah, panggilan akrab Abdullah Badawi. Pak Lah mengulangi kembali bahwa dunia Islam merupakan "lampu" pada masa kegelapan Eropa. Dunia Islam pada abad pertengahan mulai dari Crusade di Levant hingga Cordoba di Spanyol telah berkontribusi pada reformasi dan mendorong tumbuhnya protestanisme, renaissaince dan pencerahan di Eropa. Sementara itu Menlu Malaysia Rais Yatim menambahkan, peristiwa 9/11, serangan Amerika ke Afghanistan dan Irak secara sewenang-wenang menambah jurang antara dunia Islam dengan Barat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008