Tapi, ini memang agak berat karena faktor kebiasaan, masih adanya lahan kosong dan kurang fasilitas.
Mataram (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, tahun ini menyiapkan program sanitasi berupa pembuatan jamban keluarga secara gratis untuk mendukung program pemerintah 100-0-100.
"Program 100-0-100 yakni 100 persen penyediaan air bersih, nol persen kawasan kumuh dan 100 persen sanitasi, menjadi salah satu program unggulan yang ditargertkan tuntas tahun 2020," kata Ketua Baznas Kota Mataram H Mahsar Malacca di Mataram, Sabtu.
Dikatakannya, agar program tersebut bisa dilaksanakan secara optimal dan tepat sasaran, saat ini pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Seperti, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Baca juga: Baznas Mataram tuntas pugar belasan rumah tidak layak huni
Baca juga: Baznas Mataram pugar puluhan rumah tidak layak huni
Pasalnya, selama ini program jamban keluarga dilaksanakan oleh Dinas PUPR dan Dinas Kesehatan sebagai wujud mendukung program buang air besar sembarangan nol (Basno).
"Karena itu koordinasi yang kita lakukan tujuannya agar program tidak tumpang tindih dan data-data sasaran bisa kita minta agar menjadi prioritas," katanya.
Menurutnya, apabila memungkinkan, pelaksanaan program jamban keluarga akan dimulai tahun ini atau 2020, dengan sumber anggaran dari zakat, infaq dan sedekah dari ASN Kota Mataram.
Mahsar mengatakan, program jamban keluarga menjadi program baru di Baznas, sebagai pelengkap dari program pemugaran rumah tidak layak huni (RTLH).
"Beberapa kali kita laksanakan pemugaran RTLH, ada saja keluarga yang tidak memiliki jamban, karena itulah tahun ini mulai kita siapkan," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi sebelumnya menyebutkan penduduk pada belasan kelurahan di Mataram masih ada yang suka buang air besar sembarangan.
"Dari 50 kelurahan, terdapat sekitar 14 kelurahan yang penduduknya masih suka BABS. Sementara 36 kelurahan lainnya sudah dapat kita nyatakan BASNO (buang air besar sembarangan nol)," katanya.
Menurutnya, sebanyak 14 kelurahan yang memiliki penduduk masih berprilaku BABS tersebut rata-rata berada di kawasan pinggiran terutama di pinggiran sungai dan pantai.
Oleh karena itu, untuk menekan angka BABS di kawasan pinggiran pihaknya aktif melakukan penyuluhan terhadap warga melalui para kader dan aparat setempat.
"Tapi, ini memang agak berat karena faktor kebiasaan, masih adanya lahan kosong dan kurang fasilitas," katanya.*
Baca juga: 1.426 petugas kebersihan Mataram dapat santuan Ramadhan
Baca juga: Baznas Mataram alokasikan Rp2 miliar untuk santunan Ramadhan
Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019