"Kami menyarankan pengurangan poin untuk bisa dilakukan," ujar Ketua Umum BOPI Richard Sam Bera di Gedung Kemenpora, Jumat.
Richard mengatakan sanksi yang saat ini berlaku bagi suporter ketika berulah hanya denda uang serta larangan untuk datang ke stadion dalam beberapa waktu tertentu.
Denda itu dianggap kurang memberikan efek jera bagi suporter. Maka, apabila sanksi juga dibebankan langsung ke klub dengan pengurangan poin, secara tidak langsung suporter akan berpikir dua kali ketika akan berulah.
"Jadi apa sih yang bisa membuat teman-teman suporter menjadi peduli terhadap perkembangan klubnya atau berjalannya liga ini, lebih kepada klubnya. Kalau memang klubnya misal mendapat pengurangan nilai, mereka akan lebih merasakan efek jera, lebih berefek ke mereka," kata dia.
Kasus terbaru ketika Persik Kediri melawan PSIM Yogyakarta terjadi kerusuhan antara suporter kedua tim dan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Agar menjadi pembelajaran bagi suporter lainnya, perlu diberikan sanksi tegas.
Untuk itu Richard mendorong agar sanksi pengurangan poin ini bisa dilakukan pada paruh kedua kompetisi Liga 1 Indonesia, sebagai upaya perbaikan kualitas dan keprofesionalitasan sepak bola Tanah Air.
"Itu harus dilakukan cepatnya, bisa diterapkan diparuh kedua nanti," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019