Kita harus memahami bahwa negara kita ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi negara yang multikultur

Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Agus Gumawang Kartasasmita meminta masyarakat untuk dapat menjaga tindakan dan ucapan sehingga tidak menimbulkan kemungkinan terjadinya konflik sosial.

"Kita semua harus berpikiran jernih. Kita harus paham bahwa negara kita masyarakatnya multikultur," katanya usai mengisi Bimbingan Teknis Keserasian Sosial 2019 di Kementerian Sosial di Jakarta, Jumat.

Ia menyampaikan hal tersebut guna mengajak masyarakat agar bersama-sama menjaga kerukunan antarwarga menyusul dugaan ujaran kebencian dari warga yang tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan gejolak sosial di tanah Papua.

Ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki banyak sekali perbedaan, mulai dari suku, ras, agama dan sebagainya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk menyadari hal itu sehingga semua pihak bisa bersama-sama menjaga keragaman tanpa saling menyalahkan perbedaan yang ada di dalamnya.

Sebaliknya, perbedaan itu, kata dia, bisa dijadikan kekuatan untuk merajut persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kita harus memahami bahwa negara kita ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi negara yang multikultur," katanya.

Mensosl menyampaikan pesan tersebut setelah mengisi acara bimtek yang ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia berupa sukarelawan yang akan diterjunkan sebagai pelopor perdamaian.

Dalam upaya mencegah konflik sosial, Kemensosl membentuk Forum Keserasian Sosial yang anggotanya terdiri atasi tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat lokal di daerah masing-masing.

Acara tersebut mengundang sekitar 480 orang untuk diberikan materi agar ketika berada di lapangan mereka bisa memahami tugas dan fungsi sebagai anggota keserasian sosial.

Baca juga: Kemensos gelar bimtek keserasian sosial untuk bantu cegah konflik

Baca juga: Upaya mencegah konflik bisa dilakukan dengan penguatan kearifan lokal

Baca juga: Mensos: pulihkan konflik Buton melalui program keserasian sosial

Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019