Berdasar data terbaru mulai Kamis (5/9) pukul 07.00 WIB hingga Jumat pukul 07.00 WIB sebanyak 1.445 titik panas terpantau di Kalteng.

Palangka Raya (ANTARA) - Wali Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Fairid Naparin mengajak warganya kembali aktif menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang kembali marak.

"Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam mencegah karhutla di Palangka Raya. Tanpa mereka program yang direncanakan pemerintah daerah tidak akan maksimal," kata Fairid di Palangka Raya, Jumat.

Dia juga berharap masyarakat di wilayah "Kota Cantik" ini memiliki kesadaran yang tinggi akan bahaya dan dampak dari karhutla.

Masyarakat diminta aktif melakukan pengawasan minimal memastikan di lingkungan tempat tinggal dan lahan yang dimiliki bebas dari kebakaran.

Baca juga: BMKG pantau 1.445 titik panas di Kalteng

Baca juga: DLH: Kualitas udara di Palangka Raya tak sehat

Menurut pria, yang juga Ketua DPW Partai Golkar Kota Palangka Raya itu, masyarakat lebih menguasai kondisi lapangan. Sehingga dengan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan diharapkan kejadian karhutla sekecil apapun bisa dengan cepat diatasi.

"Kami juga berharap masyarakat peduli dan segera melapor serta turut melakukan pemadaman setiap melihat karhutla sebelum api membesar," katanya.

Terlebih lagi, menurut Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya, Roland Bietry hujan baru berangsur mengguyur wilayah Kalteng akhir Oktober mendatang.

Menggunakan satelit terra aqua, pihaknya pun mendata 1.445 titik panas di wilayah Kalimantan Tengah.

"Berdasar data terbaru mulai Kamis (5/9) pukul 07.00 WIB hingga Jumat (6/9) pukul 07.00 WIB sebanyak 1.445 titik panas terpantau di wilayah Kalteng," kata Roland.

Sementara itu berdasar data di laman resmi BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya di bmkgpalangkaraya.com/karhutla/titik-panas jumlah titik panas di Kalimantan Tengah selama 10 hari terakhir mencapai 3.187 titik panas.

Tingkat kepercayaan jumlah titik panas yang terakumulasi mulai 27 Agustus hingga 5 September itu antara 51-100 persen.*

Baca juga: Untuk pemadaman lahan di Palangka Raya sumur bor tak bisa digunakan

Baca juga: Polres Palangka Raya tetapkan tiga tersangka pembakar lahan

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019