Komitmen dari masyarakat juga dibutuhkan dalam pengembangan industri mobil di Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Hisar Sirait berharap adanya komitmen masyarakat Indonesia untuk mau menggunakan produk-produk mobil Esemka sebagai moda transportasi mereka.

"Komitmen dari masyarakat juga dibutuhkan dalam pengembangan industri mobil di Indonesia, kesediaan seluruh lapisan masyarakat untuk mau menggunakan Esemka," ujar ekonom yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan, Indonesia perlu belajar dari kasus Malaysia yang memang kurang berhasil dalam mewajibkan masyarakatnya untuk menggunakan mobil nasionalnya, karena sulitnya melakukan penetrasi produk dalam artian peralihan teknologi di mana perkembangan teknologi mobil nasional Malaysia tidak secepat brand-brand mobil lainnya.

Selain itu Esemka juga harus mengenali dan memahami tujuan masyarakat Indonesia dalam membeli mobil, karena masyarakat tidak hanya melihat harga dan purnajual apakah nanti laku tidak jika dijual kembali, tetapi juga ketika konsumen mengalami masalah apakah mudah mendapatkan suku cadang, banyak tersedia pusat perbaikannya dan hal ini sangat dilihat atau menjadi kepedulian bagi masyarakat.

"Peresmian Esemka dinilai bagus karena pemerintah sudah berani menyatakan bahwa sudah ada mobil Esemka. Tapi setelah itu tolong diberikan kepastian kepada calon pemakai atau konsumen. Kepastiannya ada tiga, pertama kepastian teknologinya kemudian kepastian layanannya, dan yang terakhir ketersediaan suku cadangnya. Tiga hal inilah yang dapat membuat industri mobil Indonesia akan dicintai oleh masyarakatnya," kata Hisar Sirait.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo akhirnya meluncurkan mobil Esemka bersamaan dengan meresmikan fasilitas produksi otomotif karya anak bangsa PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ingin mendukung pengembangan otomotif nasional, sehingga mau meresmikan pabrik Esemka.

Sementara itu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan sebagai produsen otomotif, PT Solo Manufaktur Kreasi memiliki Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian untuk enam jenis kendaraan roda empat.

Empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pick up single cabin yang diberi nama BIMA - ESEMKA, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama DIGDAYA - ESEMKA dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama BORNEO – ESEMKA.

Sebagai principalotomotif nasional, saat ini PT SMK telah memiliki fasilitas produksi yang telah siap beroperasi, antara lain lini pengecatan body, lini perakitan mobil type monocoque, type chassis, gasoline engine, diesel engine,transmisi dan axle.

Kemudian, ada juga lini penyambungan transmisi motor diesel dan motor bensin, lini pengujian kendaraan statik atau elektronik, lini pengujian jalan, lini perbaikan kendaraan pascauji, area stock yard, show room dan fasilitas pendukung lainnya.

Tentunya fasilitas produksi yang telah dimiliki PT SMK sebagai produsen mobil telah membawa pada suatu tahapan yang lebih maju dan layak untuk dapat memproduksi kendaraan roda empat. Ini kabar yang menggembirakan bagi industri otomotif di Tanah Air. Pada tahun pertama PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pick up BIMA - ESEMKA dengan kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.


Baca juga: Ekonom dorong pemerintah harus berani instruksikan pemakaian Esemka
Baca juga: Esemka diluncurkan, Ganjar siap pakai untuk mobil dinas
Baca juga: Esemka meluncur, jenis mobil niaga banyak dipesan untuk pedesaan

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019