Jakarta,(ANTARA News) - Tahun ini Indonesia belum akan melakukan ekspor beras dalam jumlah besar meskipun sejumlah negara telah menyatakan ingin mengimpor beras dari Indonesia. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Minggu menyatakan, kelebihan beras yang dimiliki pemerintah, dalam hal ini Perum Bulog, tidak terlalu besar dan itu akan digunakan untuk cadangan akhir tahun. "Oleh karena itu Indonesia belum boleh melakukan ekspor (beras) dalam jumlah yang besar," katanya usai menjelaskan hasil KTT Ketahanan Pangan di Roma Italia 3-5 Juni 2008 yang diikutinya. Beberapa waktu lalu Deputi Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak mengatakan, Malaysia siap membeli beras dari Indonesia sebagai salah satu langkah mengatasi krisis pangan. "Kalau Indonesia surplus beras, saya berharap Malaysia bisa membelinya," kata Najib dalam wawancara khusus dengan wartawan ANTARA dan kantor berita Malaysia Bernama, di ruang VVIP Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (2/6) malam. Malaysia mengalokasikan anggaran minimal 725 ringgit atau setara 224,18 juta dolar AS untuk mengimpor beras dan menyediakan subsidi guna stabilisasi harga beras di dalam negeri.Malaysia berencana mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton pada 2008. Menurut Anton Apriyantono, kelebihan beras yang ada di Indonesia saat ini baru sekitar 1 juta ton atau cukup untuk cadangan selama tiga bulan yang akan digunakan pada akhir tahun. Meskipun demikian, tambahnya, pemerintah tidak akan melarang ekspor beras tapi hanya membatasi baik dalam hal jumlah maupun jenisnya. "Saat ini ekspor beras sudah dilakukan tapi dalam jumlah yang kecil-kecil selain itu jenisnya tertentu yakni beras kualitas premium," katanya. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008