Demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik. Pemilihan umum berjalan lancar dan aman. Banyak yang mengkhawatirkan terjadinya konflik usai pemilu. Ternyata tidak terjadi. Kita tetap bisa menjaga Indonesia, katanyaJakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Ali Kumar Nayar di di Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat.
Kedatangan Duta Besar Singapura untuk meminta pandangan dan pendapat Wakil Ketua MPR bagaimana Indonesia dalam lima tahun ke depan, demikian dalam keterangan tertulis yang diterima Antara.
Menjawab tentang Indonesia ke depan, Hidayat mengatakan bahwa ke depan para pemangku kepentingan di Indonesia harus menjaga komitmen-komitmen yang sudah menjadi kesepakatan bersama, yaitu menjaga ke-Indonesia-an. Menjaga Indonesia juga akan berdampak positif buat negara-negara tetangga seperti Singapura.
Baca juga: Lebih 500 pelaku usaha Singapura hadiri Indonesia Investment Day
"Demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik. Pemilihan umum berjalan lancar dan aman. Banyak yang mengkhawatirkan terjadinya konflik usai pemilu. Ternyata tidak terjadi. Kita tetap bisa menjaga Indonesia. Saya ingin ke depan komitmen-komitmen yang sudah kita sepakati tetap terus kita jaga. Jika Indonesia maju bisa berdampak pada kemajuan kawasan Asia Tenggara. Menjaga Indonesia juga akan berdampak positif buat negara-negara tetangga," kata Hidayat.
Hidayat dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang kini tengah diwacanakan. Dirinya sepakat dengan GBHN karena akan memandu pembangunan ke depan.
Baca juga: KBRI Singapura undang 12 dubes nikmati Batam
“GBHN inilah tempat bertemunya seluruh wakil rakyat dan wakil daerah dari seluruh partai. Inilah Indonesia, sehingga diharapkan pembangunan bukan berdasarkan visi seseorang tetapi visi tentang negara. Jika ini terlaksana maka tahapan pembangunan Indonesia akan terukur,” ucapnya.
Dalam pertemuan itu, Hidayat sempat mendapatkan pertanyaan terkait pemindahan ibu kota. Hidayat mengatakan sudah membuat pernyataan tentang pemindahan ibukota negara di berbagai media massa. Jika pemerintah ingin membangun sumber daya manusia yang unggul maka salah satu pintu melalui pendidikan.
Baca juga: Dubes Ngurah ajak investor Singapura tanam modal di Tanjung Pinang
“Kalau ada anggaran yang longgar pakailah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ini lebih urgent daripada memindahkan ibukota negara,” ujarnya.
Selain itu, anggaran untuk membangun ibu kota negara baru bisa untuk menutup defisit BPJS. “Kalau rakyat sakit, bagaimana bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul,” ucapnya.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019