“Kepri terdiri dari 2.408 pulau, sebanyak 366 pulau berpenghuni. Sisanya 2.402 pulau tidak berpenghuni, ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ujar Erlangga di Bintan, Jumat (6/9).
Selain itu, kata Erlangga, letak geografis Kepri yang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, Laos, dan Singapura turut menjadikan daerah itu sebagai jalur strategis sindikat narkoba jaringan internasional untuk memasok barang haram tersebut.
Selama ini, lanjutnya, sumber peredaran narkoba di wilayah Kepri berasal dari segitiga emas, yaitu Myanmar, Laos dan Thailand.
Baca juga: Polisi Indonesia-Malaysia kerja sama berantas narkoba
“Sementara Malaysia juga menjadi korban pelimpahan narkoba dari segitiga emas tersebut,” ungkapnya.
Erlangga mengapresiasi jajaran Polres Bintan yang berhasil mengungkapkan penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu sebanyak 118 kilogram yang dibawa oleh tiga pelaku dari Malaysia, Sabtu (31/8).
Menurut dia, Bintan menjadi salah satu contoh daerah di Kepri yang sangat rawan penyelundupan narkoba jaringan internasional, karena wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia.
“Saya apresiasi kinerja Kapolres Bintan dan jajaran, ke depan tentu patroli dan pengawasan perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Bintan, AKBP Boy Herlambang, menyatakan rawannya wilayah Bintan menjadi atensi kepolisian untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pengungkapan tindak pidana narkoba.
Boy juga berpesan agar masyarakat dan instansi terkait ikutserta berpartisipasi untuk melawan narkoba, sebab narkoba bukan hanya sekedar musuh polisi, tapi juga musuh bagi semuanya.
“Kami akan tingkatkan pengawasan lagi. Bahkan akan melaksanakan patroli secara rutin, kita minta masyarakat dapat bekerja sama untuk melaporkan hal-hal yang mencurigakan kepada polisi,” ucapnya.
Pewarta: Ogen
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019