Jakarta (ANTARA) - Masjid Agung Sunda Kelapa yang terletak di bilangan Menteng, Jakarta Pusat tidak hanya jadi tempat untuk menunaikan ibadah salat tetapi juga sarana untuk memanjakan lidah dengan aneka kuliner yang bikin kangen.

Seperti biasanya wisata kuliner di Masjid Agung Sunda Kelapa selalu ramai dikunjungi apalagi setiap hari Jumat, karena banyak orang yang datang untuk ibadah shalat Jumat.

Aneka jenis makanan khas Indonesia tersedia di Masjid Agung Sunda Kelapa yang menjadi salah satu destinasi wisata kuliner di Jakarta, seperti tongseng kambing, es kelapa muda, sate ayam, sate Padang, soto ayam, soto Padang, nasi pecel, pecel lele, tahu genjrot, siomay, batagor, hingga dimsum.

Juga tersedia aneka cemilan yang mengenyangkan seperti gorengan, es Doger, buah lontar, rujak buah dan masih banyak lainnya.

Di lokasi ini juga terdapat warung Padang dan warung Tegal atau (Warteg). Salah satu warteg di Masjid Agung Sunda Kelapa juga dikenal sebagai tempat favoritnya Presiden Joko Widodo.

Suasana sentra kuliner di depan Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2019) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Bagi yang pernah datang dan mencicipi kuliner di Masjid Agung Sunda Kelapa siap-siap untuk merasakan kangennya mencicipi makanan di wilayah ini.

Ini yang dirasakan oleh Danang Danubrata warga Kota Bogor yang Jumat siang itu tengah asik menikmati semangkuk tongseng kambing bersama sepiring nasi dan segelas besar es kelapa muda.

"Kebetulan ada urusan di Jakarta dengan dengan Masjid Sunda Kelapa jadi sekalian mau shalat Jumat singgah makan dulu," kata Danang.

Menurut Danang, ini bukan pertama kalinya ia ke Masjid Agung Sunda Kelapa, setiap ada keperluan ke Jakarta disempatkan mampir sesekali untuk melepas kangen akan kuliner di Masjid Sunda Kelapa.

Tahun pertama ia mendatangi Masjid Agung Sunda Kelapa pada masa kuliah yakni tahun 1997.

"Walau kuliahnya di Bandung, saya sering main ke Jakarta selalu singgah ke sini," kata anggota DPRD Kota Bogor periode 2019-2023 ini.

Menu favorit pria yang pernah menjadi rival Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam Pilkada serentak 2018 lalu ini yakni sate ayam, tongseng kambing dan es kelapa muda.

Dari sisi rasa, menurut dia, aneka kuliner di Masjid Agung Sunda Kelapa tidak kalah dengan masakan yang ada di restoran-restoran ternama.

"Kalau rasa enggak kalah enak, justru karena enak yang bikin kangen," katanya.

Sejumlah warga menikmati kuliner di depan Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2019) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Begitupula dengan harga, Danang menilai harga yang ditawarkan pedagang masih tergolong murah dan terjangkau oleh kantong masyarakat.

Seperti harga seporsi tongseng kambing dibandrol Rp25 ribu ditambah nasi Rp5.000, lalu es kelapa muda segelas hanya Rp10 ribu, es kelapa muda campur jeruk Rp15.000.

"Kalau dulu harganya beda-beda Rp10 ribu dari sekarang. Tapi masih relatif terjangkau," kata Danang.

Yang membedakan dulu dan kini, kata Danang, adalah jumlah penjual sudah lebih banyak dan tertata dengan baik.

"Kalau dulu pedagangnya masih belum serapi sekarang," kata Danang.

Kerinduan yang sama akan kuliner Masjid Agung Sunda Kelapa juga dirasakan oleh Umairah (53) wanita asal Palembang.

Ia dan suaminya sengaja singgah ke Masjid Agung Sunda Kelapa selain untuk beribadah juga untuk mencicipi aneka kulinernya.

"Saya dari Palembang, kebetulan suami saya ada urusan di Jakarta mau shalat Jumat dulu, jadi singgah di sini," kata ibu yang mengenakan jilbab dalam itu.

Ini bukan kali pertama Umairah datang ke Masjid Agung Sunda Kelapa, dulu selama empat tahun pernah tinggal di Jakarta saat suaminya berdinas, kini tugasnya berpindah ke Palembang.

"Di sini (Masjid Sunda Kelapa) memang selalu ramai apalagi hari Jumat," katanya.

Sentra kuliner yang berada di depan masjid Agung Sunda Kelapa ini juga terbilang unik karena berada di komplek elit rumah pejabat negara dan juga rumah para duta besar negara-negara sahabat.

Lokasi tempat kuliner ini berada dekat dengan rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla dan juga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.


Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019