Yogyakarta (ANTARA) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bersama Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) menggelar pameran Indonesia Nuclear Expo (Nexpo) 2019 di Yogyakarta dari 6 sampai 7 September 2019 untuk memperkenalkan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, termasuk di bidang kesehatan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Budi Wibowo membuka ekspo bertajuk Encouraging Application of Nucelar Science, Technology, Innovation and Human Resources Development Towards Prosperous Indonesia itu di Hotel Roya Ambarrukmo, Yogyakarta, Jumat.
"Pameran ini dalam rangka memberikan informasi lebih kepada masyarakat luas tentang pemanfaatan iptek nuklir khususnya di bidang kesehatan," kata Kepala Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) Batan Edy Giri Rachman Putra.
Lewat pameran itu, Edy menjelaskan, Batan bersama PKNI berusaha menunjukkan pemanfaatan teknologi nuklir dalam pengobatan atau terapi untuk kesehatan.
Ia menjelaskan bahwa dalam bidang kedokteran, teknologi nuklir dapat digunakan dalam pemeriksaan diagnostik dan terapi. Sementara dalam bidang kimia, iptek nuklir antara lain digunakan dalam analisis unsur, titrasi radiometri, serta analisis radioaktivitas lingkungan.
Menurut dia, tantangan Batan yang paling besar saat ini adalah mengubah persepsi masyarakat tentang pemanfaatan iptek nuklir.
"Masyarakat selalu menganggap iptek nuklir sesuatu yang memberikan malapetaka, menimbulkan bencana. Melalui acara ini kami ingin meluruskan anggapan itu," kata dia.
Pembukaan Nexpo 2019 dihadiri sekitar 600 orang, termasuk dosen, mahasiswa, peneliti, dokter, praktisi kesehatan, praktisi iptek nuklir, birokrat, industri, dan warga.
Baca juga:
Menristekdikti minta Bapeten tingkatkan edukasi publik soal nuklir
Batan: keraguan terhadap teknologi nuklir masih tinggi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019