Paris (ANTARA News) - Roger Federer, petenis putra peringkat satu dunia, berkeyaninan mempunyai kemampuan untuk akhirnya mengalahkan Rafael Nadal yang bisa saja jatuh, sehingga dirinya menjuarai Prancis Terbuka di Paris, Prancis, Minggu (8/6).
Dalam pertemuan tiga tahun terakhir, Federer selalu dikalahkan petenis Spanyol itu, yakni di semifinal 2005 dan di final dua tahun terakhir.
Gelar Prancis Terbuka tersebut merupakan satu-satunya gelar yang belum pernah direbutnya, sehingga menghalanginya untuk menjadi pemain keenam dalam sejarah yang meraih keempat gelar Grand Slam selama karirnya, suatu prestasi yang masih diperdebatkan siapa sebenarnya yang menjadi pemain terbesar sepanjang jaman.
Federer yakin dirinya hampir mencapai prestasi itu.
"Saya berpendapat barangkali tiga tahun lalu saat saya berhadapan dengannya untuk pertama kalinya, di semifinal, saya menduga itu baru permulaan, dan saya berpendapat dapat mengalahkannya di lapangan," katanya, seperti dikutip AFP.
Ia menimpali, "Saya benar-benar merasa sepertinya saya sudah menang. Saya hampir mencapainya. Saya berpendapat selama bertahun-tahun belakangan ini, saya mampu mencapai peningkatan. Hal itu memberikan kepada saya lebih bervariasi, memberikan kepada saya lebih banyak kesempatan, dan saya mampu lebih memvariasikan taktik saya."
Dipandang dari sudut pertandingan semifinal hari Jumat, Nadal mucul sebagai favorit kuat memenangi pertandingan final hari Minggu.
Ia menyingkirkan unggulan ketiga, Novak Djokovic, dengan mengalahkan juara Australia Terbuka itu 6-4 6-2 7-6 (7/3), sementara Federer harus berjuang keras saat menyingkirkan pemain yang tidak diunggulkan dari Prancis, Gael Monfils, dengan skor 6-2 5-7 6-3 7-5.
Maestro Swiss itu menyaksikan pertandingan semifinal itu di televisi sebelum ia turun ke lapangan untuk berhadapan dengan Monfils dan setuju bahwa permainan tenis Nadal "indah" dan akan men jadi "ujian terakhir di lapangan tanah liat".
"Ia belum mempunyai masalah apapun. tampaknya ia belum meningkat dan saya berpendapat hebat apa yang terjadi di pertandingan itu," katanya.
"Saya kira pertandingan itu sangat menghibur. Saya sangat yakin bahwa tahun ini adalah tahun saya. Saya sudah bekerja keras hingga kini, tetapi saya kira ujian paling keras akan tiba," katanya.
Federer dan Nadal sudah sembilan kali saling berhadapan di lapangan tanah liat dalam 16 kali pertemuan metreka dan federer baru menang sekali -- di final turnamen Serie Master Hamburg tahun lalu.
Satu-satunya kemenangan itu yang memberikan harapan optimistis berlebihan bagi Federer. "Saya menyukai tantangan ini, berhadapan dengannya di lapangan tanah liat dan saya benar-benar berada di posisi sebagai pemenang," katanya.
"Saya merupakan satu-satunya pemain yang mengalahkannya di lapangan tanah liat, dan saya harap saya akan mengulanginya pada hari Minggu," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008